Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10064
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Edy Batara Mulya-
dc.contributor.advisorRahman, Abdul-
dc.contributor.authorSimbolon, Romissar-
dc.date.accessioned2019-04-05T02:43:26Z-
dc.date.available2019-04-05T02:43:26Z-
dc.date.issued2007-
dc.identifier.other051802016-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10064-
dc.descriptionKabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu sentra produksi padi di Propinsi Sumatera Utara yang turut memberi kontribusi dalam mewujudkan swasembada beras di daerah ini. Hal ini dapat dimaklumi mengingat rata-rata hampir 50 % produksi beras Kabupaten Tapanuli Utara setiap tahun memperkuat surplus Propinsi Sumatera Utara. Untuk tahun 2004 Kabupaten Tapanuli Utara surplus beras 46.444 ton dari 89.755 ton produksi dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 47.152 ton dari 90.640 ton produksi beras. Adanya kecenderungan turunnya harga gabah pada saat panen raya di Kabupaten Tapanuli Utara akan berdampak kontra produktif terhadap usahatani, kesejahteraan petani dan buruh tani serta para konsumen dari kelompok kurang mampu. Instabilitas harga beras yang berkelanjutan juga diyakini dapat menurunkan produksi padi sebagai akibat berkurangnya keinginan petani untuk berusaha tani padi. Hal ini juga akan memacu terjadinya alih fungsi lahan kepada komoditas pertanian lainnya yang dianggap petani lebih menjanjikan. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan harga gabah khususnya pada saat panen raya berlangsung, Pemerintah Pusat melalui Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian sejak tahun 2003 telah menyalurkan dana talangan (bridging fund) tanpa bunga yang juga disebut Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) kepada Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan untuk pembelian gabah dari petani mitra. Besar plafond Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) yang dialokasikan ke Kabupaten Tapanuli Utara sejak tahun 2003-2006 secara berturut-turut adalah Rp. 1.494.000.000,- ; Rp. 1.800.146.000,-; Rp. 600.000.000,- dan Rp. 2.000.000.000,-. Hasil kajian menunjukkan adanya perbedaan harga gabah kering panen yang signifikan sebelum dan sesudah DPM-LUEP digulirkan, demikian juga halnya terhadap luas panen dan produksi sebelum dan setelah DPM-LUEP digulirkan. Harga gabah sebelum DPM-LUEP digulirkan (Januari-Maret) menunjukkan kestabilan dan mengalami peningkatan secara perlahan hingga periode disalurkannya DPM-LUEP pada bulan April. Pada periode bulan Mei-Desember terjadi peningkatan harga gabah yang cukup nyata.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectkajian keragaanen_US
dc.subjectproduksien_US
dc.subjectkonsumsien_US
dc.subjectberasen_US
dc.subjectdana penguatan modalen_US
dc.subjectekonomi pedesaanen_US
dc.titleKajian Keragaan Produksi, Konsumsi Beras dan Penyaluran Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan di Kabupaten Tapanuli Utaraen_US
dc.typeTesis Magisteren_US
Appears in Collections:MT - Master of Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
051802016_Rommisar Simbolon.pdfFulltext1.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.