Hubungan Inteligensi Tinggi dan Pola Asuh Demokratis dengan penalaran Moral Siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) Apakah ada hubungan antara inteligensi tinggi dan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah? (2) apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis dan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah? (3) Apakah ada hubungan antara inteligensi tinggi dan pola asuh demokratis dengan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah?. Subjek dalam penelitian ini remaja awal berusia 12- 15 tahun, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, memiliki inteligensi di atas rata-rata, masih memiliki kedua orangtua (bapak dan ibu). Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur inteligensi adalah CFIT (Culture Fair Intelligence Test), untuk mengukur pola asuh digunakan Skala Pola Asuh Orang Tua yang disusun oleh Astri D. Siregar, terdiri dari 48 item pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban (A, B, C, dan D) yang mengacu pada teori Baumrind (dalam Santrock, 2002), dan Defining Issues Test (DIT) versi pendek Rest (1979) untuk mengukur penalaran moral. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan fasilitas program SPSS 16.0 for Windows untuk menguji apakah ada hubungan antara inteligensi tinggi dan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah, apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis dan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah, dan apakah ada hubungan antara inteligensi tinggi dan pola asuh demokratis dengan penalaran moral siswa SMP Shafiyyatul Amaliyah. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan Korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = 0.613 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0.0001 (p<O.O 1 ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara inteligensi tinggi dan penalaran moral. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan Korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = 0,540 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0.0001 (p<0.01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dan penalaran moral. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan inteligensi tinggi dan pola asuh demokratis memiliki signifikansi sebesar p = 0.0001 (p<0.01) terhadap penalaran moral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara inteligensi tinggi dan pola asuh demokratis dengan penalaran moral. Dengan demikian, ketiga hipotesis penelitian ini dapat diterima.