Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10979
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Hasibuan, Abdul Lawali | - |
dc.contributor.advisor | Munawir, Zaini | - |
dc.contributor.author | Astri, Jumi | - |
dc.date.accessioned | 2019-11-04T03:28:51Z | - |
dc.date.available | 2019-11-04T03:28:51Z | - |
dc.date.issued | 2015 | - |
dc.identifier.uri | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/10979 | - |
dc.description.abstract | Sautu hal yang menjadi suatu permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah bahwa ditemukan adanya pertentangan antara syarat sah membuat/ melakukan suatu hibah (yang harus dengan akta) pada keadaan si penghibah yang berada dalam keadaan sakit. Keadaan-keadaan yang ditimbulkan dari suatu penyakit khususnya pesakitan tentunya memberikan akibat kepada kondisi fisik dan kejiwaan yang lemah dari si pemberi hibah sehingga secara rasional dapat ditafsirkan si pemberi hibah dapat melakukan kesalahan dalam membuat akta hibah. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana keabsahan atas hibah yang ditandatangani oleh penghibah dalam keadaan sakit dan bagaimana alasan hukum pembatalan akta hibah yang diberikan ketika pemberi hibah dalam keadaan sakit menurut hukum perdata. Untuk membahas permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian secara kepustakaan dan penelitian lapangan pada Kantor Notaris Farida Hanum, SH di Medan. Hasil peneltian dan analisis menjelaskan keabsahan atas hibah yang ditandatangani oleh penghibah dalam keadaan sakit dapat dibenarkan oleh hukum dengan alasan bahwa pada waktu pelaksanaan hibah tersebut si pemberi hadiah dapat berkomunikasi dengan baik, memiliki pendengaran yang bagus, dapat mengenal para penghadap, mampu memberikan tanda tangan, mampu memahami maksud dan tujuan pembuatan hibah serta dilakukan di depan notaris dan harta yang dihibahkan merupakan harta milik pribadi penghibah dan jumlah harta yang dihibahkan tidak melebihi 1/3 harta yang dimilki si penghibah. Alasan hukum pembatalan akta hibah yang diberikan ketika pemberi hibah dalam keadaan sakit menurut hukum perdata dilakukan karena tidak dipenuhinya syarat-syarat pemberian hibah, adanya kesalah penerima hibah yang melakukan kejahatan yang bertujuan untuk mengambil jiwa si penghibah, serta penerima hibah menolak memberikan tunjangan nafkah keada si pemberi hibah setelah penghibah jatuh miskin. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Medan Area | en_US |
dc.relation.ispartofseries | NPM;118400220 | - |
dc.subject | akta hibah | en_US |
dc.subject | pemberi hibah | en_US |
dc.title | Tinjauan Yuridis Terhadap Akta Hibah yang Dibuat oleh Pemberi Hibah yang Sedang Sakit (Penelitian pada Kantor Notaris Farida Hanum, SH) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.type | Video | en_US |
Appears in Collections: | SP - Civil Law |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
118400220 - Jumi Astri - Fulltext.pdf | Fulltext | 4.11 MB | Adobe PDF | View/Open |
118400220 - Jumi Astri - Chapter IV.pdf Restricted Access | Chapter IV | 2.37 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.