Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/11426
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSartini-
dc.contributor.advisorTanjung, Denny Akbar-
dc.contributor.authorRangkuti, Wilda Sari-
dc.date.accessioned2019-12-18T01:43:18Z-
dc.date.available2019-12-18T01:43:18Z-
dc.date.issued2019-09-21-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/11426-
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dari dosis inokulum dan lama waktu fermentasi terhadap volume bioetanol yang dihasilkan dari ampas tebu. Ampas tebu atau bagasse adalah hasil samping dari pemerahan cairan tebu. Ampas tebu termasuk biomassa yang mengandung lignoselulosa, sehingga sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Ampas tebu disortasi, kemudian ampas tebu dijemur di bawah sinar matahari sampai kering (lebih kurang 3 hari) dan digiling menggunakan blender sampai menghasilkan tepung. Kemudian difermentasi dengan menambahkan sejumlah inokulum Saccharomyces cereviseaeke dalam medium fermentasi sebanyak 0%, 12%, 14% dan 16% dengan waktu fermentasi selama 24, 48, 72, 96 dan 120 jam dengan penambahan urea 0,05% dari massa yang akan difermentasi. Hasil fermentasi dimurnikan melalui proses distilasi pada suhu 75 derajat C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum dari dosis inokulum adalah 14% dan lama waktu fermentasi adalah 72 jam menghasilkan bioetanol sebanyak 1,7 ml. Dari penelitian disimpulkan bahwa lama waktu fermentasi dan dosis inokulum yang digunakan mempengaruhi volume bioetanol yang dihasilkan.en_US
dc.description.abstractThe purpose of this research was to determine the optimal conditions of the inoculum dose and the length of time of fermentation of the volume of bioethanol produced from sugarcane bagasse. Bagasse is a by-product of milking sugar cane liquid. Sugarcane bagasse includes lignocellulosic biomass, so it is possible to be utilized as an alternative energy source such as bioethanol. This research method is experimental with Randomized Block Design (RBD). Bagasse is sorted, then bagasse is dried in the sun to dry ( 3 days) and grinded using a blender to produce flour.Then fermented by adding a number of Saccharomyces cereviseae inoculum to the fermentation medium as much 0%, 12%, 14% and 16% with fermentation time during 24, 48, 72, 96 and 120 hours with the addition of urea 0.05% of the mass to be fermented. The fermentation results are purified through a distillation process at 75 derajat C. The results showed that the optimum conditions of inoculum dose and fermentation time was 72 hours with 14% inoculum dose. This means that the length of time of fermentation and the dose of inoculum used does affect the volume of bioethanol produced.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;158700025-
dc.subjectamplas tebuen_US
dc.subjectfermentasien_US
dc.subjectdistilasien_US
dc.subjectbioetanolen_US
dc.subjectsugarcane bagaseen_US
dc.subjectfermentationen_US
dc.subjectdistillationen_US
dc.subjectbioethanolen_US
dc.titleOptimalisasi Dosis Inokulum dan Lama Waktu Fermentasi pada Pembuatan Bioetanol dari Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.)en_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:SP - Biology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
158700025 - Wilda Sari Rangkuti - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, Bibliography2.08 MBAdobe PDFView/Open
158700025 - Wilda Sari Rangkuti - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV993.44 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
158700025 - Wilda Sari Rangkuti - English - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
English Version (Chapter IV)874.55 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
158700025 - Wilda Sari Rangkuti - English - Fulltext.pdfEnglish Version (I,II,III,V)831.32 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.