Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12440
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorZainun-
dc.date.accessioned2020-11-16T07:56:07Z-
dc.date.available2020-11-16T07:56:07Z-
dc.date.issued2019-04-02-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12440-
dc.description.abstractKalau kita berbicara tentang isra’, perjalanan satu malam, landasannya adalah surat Al-Isra’ ayat ayat 1. Kemudian kalau kita berbicara tentang mi’raj, landasannya adalah surat An-Najm ayat 1-14. Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di zaman Rasul sebelum beliau diperintahkan untuk melakukan perjalanan isra’ dan mi’raj itu. Yang pertama, tahun itu disebut dengan tahun duka cita. Yaitu karena wafatnya dua orang yang sangat dicintai Nabi, yang mendukung dakwah beliau secara internal dan eksternal, paman beliau Abu Thalib dan istri beliau Khadijah. Karena kejadian ini Rasulullah mencoba mencari tempat baru, beliau pergi ke Thaif ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Setelah sampai di Thaif, bukannya mendapat dukungan, beliau malah mendapat tantangan, ancaman, bahkan upaya pembunuhan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectrasulen_US
dc.subjectsidratul muntahaen_US
dc.subjectmi'rajen_US
dc.subjecthikmahen_US
dc.titleHikmah Dari Cerita Perjalanan Mi'raj Rasul ke Sidratul Muntahaen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Buletin Taqwa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Zainun - Hikmah dari Cerita Perjalanan Mi'raj Rasul ke Sidratul Muntaha.pdfarticle334.23 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.