Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12504
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorParinduri, M.Abrar-
dc.date.accessioned2020-11-27T03:42:05Z-
dc.date.available2020-11-27T03:42:05Z-
dc.date.issued2019-09-30-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12504-
dc.descriptionPsikologi sebagai salah satu cabang ilmu yang memfokuskan kajian dalam perilaku manusia selama dekade terakhir mulai beranjak dari topik bahasan gangguan jiwa dan penyakit mental. Kini psikologi mulai berpindah haluan pada variabel-variabel psikologis yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dari dasar “kenormalan.” Lahirlah gerakan psikologi positif (positive psychology) yang mengutamakan potensi positif manusia agar dapat beradaptasi dan mengaktualisasikan dirinya di lingkungan dengan optimal sehingga mendapatkan kehidupan yang baik (good life) (Snyder & Lopez, 2002). Bagian penting dalam melahirkan generasi yang kuat dan mampu membentuk keluarga yang utuh adalah unsur kebahagiaan yang dimiliki individu.Kebahagiaan dalam Islam tidak diraih secara personal, karena ketaqwaan dalam Islam tidak bersifat individual melainkan berjamaah. Islam sangat menekankan peran penting keluarga dalam posisi pendidikan ketaqwaan. Keluarga dipandang sebagai titik tolak pembinaan keagamaan dan menjadi lingkungan dasar yang ketaqwaannya akan tetap terhubung hingga hari akhir kelak. Konsep keluarga dalam Islam meletakkan keluarga sebagai unsur terpenting dalam pembentukan kepribadian anak.en_US
dc.description.abstractPsychology as one of the branches of science that focuses the study in human behavior over the past decade began to move on from the topic of mental disorders and mental illness. Now psychology is starting to shift course on psychological variables that can improve mental wellbeing from the basis of "normality." Born positive psychology movement (positive psychology) that prioritizes the positive potential of human beings in order to adapt and actualize themselves in the environment optimally so as to get a good life (Snyder & Lopez, 2002). An important part in giving birth to a strong generation and being able to form a whole family is the element of happiness that the individual has. Happiness in Islam is not achieved personally, because fulness in Islam is not individual but in congregation. Islam strongly emphasizes the important role of the family in the position of religious education. The family is seen as a starting point for religious development and becomes a basic environment whose sustainability will remain connected until the end of the day. The concept of family in Islam places the family as the most important element in the formation of the child's personality.en_US
dc.description.sponsorshipBuletin Taqwa Universitas Medan Area Periode September 2019en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectislamen_US
dc.subjectpsikologisen_US
dc.subjectfisiken_US
dc.subjectmentalen_US
dc.titleIslam dan Psikologi Positif untuk Membangun Ketahanan Fisik dan Mental Melalui Niat Ada’an Lillahi Ta’alaen_US
dc.title.alternativeIslam and Positive Psychology for Building Physical and Mental Resilience Through The Intention of Ada'an Lillahi Ta'alaen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Buletin Taqwa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
M Abrar Parinduri - Islam dan Psikologi Positif.pdfArticle239.77 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.