Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12515
Title: | Kembali ke Lembaga dan Produk Syariah |
Other Titles: | Back to Sharia Institutions and Products |
Authors: | Miftahuddin |
Keywords: | produk;syariah;lembaga |
Issue Date: | 8-Oct-2019 |
Publisher: | Universitas Medan Area |
Abstract: | Islamic institutions have grown and developed a lot. Starting from banking services, insurance, education, hospitals, tourism, and more. So are sharia products for household needs, such as soap, toothpaste, cosmetics, and others. Also includes consumption needs such as food and beverages. There are many institutions, both large and small. The question is, have we as Muslims used or utilized the institutions of sharia products Are developing and the development of sharia products is very dependent on us Muslims. Especially our willingness and commitment to support and use these sharia products. So if you want to trade or business, there are nine doors of sustenance to be obtained. Likewise, ten companions of the Apostle, nine of them were traders or business people. From the hadeeth above Muslims are motivated to trade, establish and use Islamic institutions and products. If we look at the reality, the richest man in the world is a businessman. And they do not fear when their wealth is published and where they come from. |
Description: | lembagalembaga syariah sudah banyak tumbuh dan berkembang. Mulai dari jasa perbankan, asuransi, pendidikan, rumah sakit, wisata, dan yang lainnya. Begitu juga produk syariah untuk kebutuhan rumah tangga, seperti sabun, pasta gigi, kosmetik, dan yang lainnya. Juga termasuk kebutuhan konsumsi seperti makanan dan minuman. Lembaga tersebut sudah banyak, baik yang besar maupun kecil. Yang menjadi pertanyaan, sudahkah kita sebagai umat Islam menggunakan atau memanfaatkan lembaga-lembaga produk syariah tersebut Berkembang dan majunya produk syariah ini sangat tergantung kepada kita umat Islam. Terutama kemauan dan komitmen kita untuk mendukung dan menggunakan produk-produk syariah tersebut. Jadi jika ingin berdagang atau bisnis, ada sembilan pintu rezeki yang akan diperoleh. Begitu juga dengan sepuluh orang sahabat Rasul, sembilannya merupakan pedagang atau pebisnis. Dari hadits di atas umat Islam dimotivasi untuk berdagang, mendirikan dan menggunakan lembaga-lembaga dan produk Islam. Jika kita lihat kenyataannya, orang yang terkaya di dunia adalah seorang pebisnis. Dan mereka tidak khawatir ketika hartanya dipublikasi dan darimana saja sumbernya. |
URI: | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12515 |
Appears in Collections: | Buletin Taqwa |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Miftahuddin - Kembali ke Lembaga dan Produk Syariah.pdf | Article | 213.87 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.