Zikrullah Sebagai Landasan Berpikir Untuk Menjawab Tantangan Hidup

Abstract

Topik kita kali ini adalah tentang zikir sebagai landasan berpikir dalam rangka menjawab tantangan hidup. Kita tentu masih ingat bahwa zikir itu bermakna mengingat dan menyebut. Tetapi makna yang paling asasi seperti yang disebutkan para mufassir, zikir itu adalah merasakan kehadiran Allah di dalam kehidupan. Merasakan selalu dalam pengawasan Allah. Merasakan diri berada dalam pantauan Allah sehingga kita yakin sekali tidak ada satu detikpun yang terlewat dari tatapan Allah. Tidak ada satu aktifitas pun yang kita lakukan di muka bumi ini yang tidak berada dalam ilmunya Allah. Orang yang berzikir, tapi zikir yang kita maksudkan ini sekali lagi bukan hanya dalam makna zikir bil lisaan, menyebut nama Allah, mengucapkan kalimat thoyyibah, tapi zikir dalam makna kesadaran. Orang yang selalu berzikir dalam arti kata dia sadar betul dirinya diperhatikan oleh Allah, maka yang lahir dari dirinya adalah perilaku-perilaku yang baik dan terpuji. Menariknya di seluruh ibadah Islam kita bisa katakan zikirlah yang tidak pernah lepas ingatan kita kepada Allah. Shalat itu ada masanya. Saat shalat kita ingat Allah, selesai shalat bisa saja kita lupa. Haji juga begitu. Puasa ada masanya, tetapi zikir itu tidak