Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12626
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorBarus, M Irsan-
dc.date.accessioned2020-12-16T03:45:52Z-
dc.date.available2020-12-16T03:45:52Z-
dc.date.issued2018-01-23-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/12626-
dc.description.abstractJika kita membaca berbagai biografi sejarah para ulama yang terkenal, maka kehidupan intelektual, spiritual dan sosial keilmuan mereka tidak pernah terlepas dari masjid. Imam Bukhari misalnya Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai masjid di kota-kota besar peradaban Islam ketika itu guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara masjid-masjid kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectlembaga pendidikanen_US
dc.subjectmasjiden_US
dc.titleMasjid Sebagai Lembaga Pendidikan yang Paling Fenomenalen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:Buletin Taqwa

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Muhammad Irsan Barus - Masjid sebagai Lembaga Pendidikan yang Paling Fenomenal.pdfArticle905.18 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.