Pengembangan Model Pelatihan Resiliensi Bagi Perempuan Korban KDRT

Abstract

Perempuan seolah menjadi makhluk yang lemah dan tak memiliki daya ketika menjadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Mereka mengalami penderitaan (adversity) dalam hidupnya. Dalam kondisi demikian, mereka melakukan pencarian dan perjuangan untuk mampu bertahan hidup dan keluar dari situasi yang penuh penderitaan. Bila penelitian-penelitian sebelumnya lebih berfokus pada upaya mengungk:ap hal-hal yang berkenaan dengan pengalaman korban tentang KDRT yang dialaminya, maka penelitian ini lebih berfokus pada upaya mencari solusi bagi para korban. Penelitian diawali dengan metode kuantitatif untuk mengungkap ketrampilan resiliensi sebagai alat seleksi partisipan. Pada tahap kedua diterapkan metode kualitatif untuk merancang pengembangan model pelatihan resiliensi. Partisipan diwawancara dalam tiga kesempatan yang berbeda (wawancara individual 1 putaran dan wawancara FGD 2 putaran), hal yang diungkap dalam wawancara adalah pengalaman sebagai korban KDRT dan sekaligus mengungk:ap strategi yang digunakan untuk selamat dari tindak kekerasan yang dialami. Pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan pemahaman mengenai konstruk personal dan proses dalam resiliensi yang melibatkan tindak kekerasan yang diterima partisipan, thinking style, tujuh faktor dalam kemampuan resiliensi, dukungan sosial, serta bagaimana basil positif yang diperoleh partisipa;.1, dijadikan tema pokok penelitian (kategori tema) yang akan dibagi lagi menjadi tema-tema yang lebih rinci. Hasil akhir dari penelitian ini adalah dikembangk:annya model pelatihan resiliensi serta tersusunnya modul pelatihan untuk tujuan meningk:atkan kemampuan resiliensi bagi perempuan korban KDRT