Hubungan Religiusitas dan Efikasi Diri Dengan Subjective Well Being Pada Remaja di Pusat Pengembangan Anak Martubung

Abstract

This study aims at seeing the relationship between Religiosity and Self-Efficacy with Subjective Well-being in Adolescents at the Martubung Center for Child Development (PPA). The research method uses quantitative research and correlation research, a study sample of 136 adolescents aged at the Center for Child Development. Data collection uses the scale of measurement of Religiosity, scale of Self-Efficacy, Subjective Well-being scale. The data analysis technique uses multiple linear regression analysis. The results showed that there was a positive significant relationship between Religiosity and Subjective Well-being with a comparison coefficient (R) = 0,583; sig <0.05, therefore the hypothesis is accepted with an effective contribution of 33,9%. There is a positive significant relationship between self-efficacy and subjective well-being with the relationship coefficient (R) = 0.591; Sig <0.05, the hypothesis is accepted with an effective contribution of 34,9%. There is a positive significant relationship between religiosity and self-efficacy with subjective well-being with a comparison coefficient (R) = 0,649; sig <0.05, the hypothesis is accepted by the effective contribution of the two independent variables to the accepted variable of 42.1%. This means there are other factors of 57.9% towards Subjective Well-being, such as social support, cultural background, self esteem, economic level, personality and education level. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Religiusitas dan Efikasi diri dengan Subjective Well-Being pada Remaja di Pusat Pengembangan Anak (PPA) Martubung. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dan penelitian korelasi, , sample penelitian sebanyak 136 anak dari sampel 206 anak kelompok usia remaja yang berkegiatan di Pusat Pengembangan Anak. Pengumpulan data menggunakan alat ukur skala Religiusitas, skala Efikasi diri, skala Subjective Well-Being. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan positif antara Religiusitas dengan Subjective Well-Being dengan koefisien korelasi (R) = 0,583; sig <0,05, maka hipotesis diterima dengan sumbangan efektif sebesar 33,9%. Ada hubungan yang signifikan positif antara efikasi diri dengan Subjective Well Being dengan koefisien korelasi (R) = 0,591; Sig< 0,05, maka hipotesis diterima dengan sumbangan efektif sebesar 34,9%. Ada hubungan yang signifikan positif antara religiusitas dan Efikasi diri dengan Subjective Well-Being dengan koefisien korelasi (R) = 0,649; sig <0,05, maka hipotesis diterima dengan sumbangan efektif kedua variable bebas terhadap variable terikat sebesar 42,1%. Ini berarti ada pengaruh faktor lain sebesar 57,9% terhadap Subjective Well-Being, seperti dukungan sosial, latar belakang budaya, self esteem, tingkat ekonomi, kepribadian dan tingkat pendidikan.