Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/13746
Title: Peranan Syahbandar dalam Pengawasan Keselamatan Sarana Angkutan Laut (Studi Kasus Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungbalai Asahan)
Authors: Suhada, Namira
metadata.dc.contributor.advisor: Kadir, Abdul
Warjio
Keywords: Syahbandar;Angkutan Laut;Pengawasan Keselamatan Sarana
Issue Date: 1-Jul-2019
Publisher: Universitas Medan Area
Abstract: Tugas dan tanggung jawab seorang syahbandar sangatlah penting dalam memberikan surat kelaiklautan kapal, ijin berlayar, keselamatan dan keamanan, serta seluruh kegiatan pelayaran angkutan laut di perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Menganalisis Bagaimana peranan Syahbandar dalam Pengawasan Keselamatan Sarana Angkutan Laut, (2) Menganalisis Faktor- Faktor Apa yang Mempengaruhi Peranan Syahbandar Dalam Pengawasan Keselamatan Sarana Angkutan Laut. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa maupun fenomena yang terjadi dilapangan dan menyajikan data secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek keabsahan data penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga komponen yang terdiri dari reduksi data, penyajian data,dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Syahbandar mencatat nama kapal, muatan kapal, kapasitas kapal, tujuan keberangkatan, kedatangan kapal. Sebelum memuat barang di kapal, perusahaan pelayaran harus mengajukan surat permohonan muat barang ke Syahbandar dari gudang ke kapal yang berisikan tentang jenis barang, jumlah barang. Lalu Syahbandar akan melakukan cek muatan harus sesuai dengan kapasitas muatan kapal yang dilihat dari Sertifikat Lambung Timbul. Kapal tidak boleh kelebihan muatan (over load). Apabila ada kejadian kecelakaan di wilayah kewenangan Syahbandar Tanjungbalai maka Syahbandar melakukan pemeriksaan, lalu membuat Laporan pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal secara tertulis kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Setiap agen atau perusahaan Pelra statusnya aktif atau tidak harus melaporkan ke Syahbandar setiap tahun dan Syahbandar melakukan pendataan sendiri tiap tahun. (2) faktor penghambat peran syahbandar dalam standart keamanan pelayaran di kantor Syahbandar Pelabuhan Teluk Nibung yaitu adanya fakor Sarana Kapal Patroli yang kurang memadai, Kurangnya SDM yang memiliki sertifikasi kesyahbandaran dan adanya faktor alam. Saran Penulis agar Pemerintah menambah sarana dan prasarana khususnya kapal patroli dan secara rutin membuat pelatihan-pelatihan Pegawai Kesyahbandaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. The duties and responsibilities of a shahbandar are very important in providing letters on the feasibility of marine vessels, sailing permits, safety and security, and all sea freight shipping activities in Indonesian waters. This study aims to find out (1) Analyzing the role of the Shahbandar in the Safety of Sea Transport Facilities Monitoring, (2) Analyzing What Factors Affect the role of the Shahar in the Sea Transportation Facility Safety Monitoring. The method of this research is descriptive research with a qualitative approach. Qualitative descriptive research is research that aims to describe and describe events and phenomena that occur in the field and present data systematically, factually, and accurately about the facts or phenomena that occur in the field. Data collection is done by observation, interview, and documentation techniques. The researcher used source triangulation to check the validity of the research data. Data analysis in this study uses three components consisting of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that (1) Shahbandar records the name of the ship, shipload, ship capacity, destination of departure, arrival of the ship. Before loading goods on a ship, the shipping company must submit a letter of application for loading goods to the airport from the warehouse to the ship containing the type of goods, quantity of goods. Then Syahbandar will check the cargo must be in accordance with the cargo load capacity seen from the Embossed Gastric Certificate. The ship must not be overloaded (over load). If there is an accident in the territory of Syahbandar Tanjungbalai, Shahbandar conducts an inspection, then prepares a ship accident preliminary inspection report in writing to the Director General of Sea Transportation. Every Pelra agent or company has an active status or does not have to report to Syahbandar every year and Syahbandar conducts its own data collection every year. (2) the inhibiting factor of the martyrdom role in shipping security standards in the Teluk Nibung Port Syahbandar office, namely the inadequate factor of the Patrol Boat Facility, lack of human resources who have certification of broadband and the existence of natural factors. The author's suggestion that the Government add facilities and infrastructure, especially patrol boats and routinely make training on Kesyahbandaran Employees according to existing conditions and needs.
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/13746
Appears in Collections:MT - Master of Public Administration

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
171801002 - Namira Suhada - BAB IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV153.9 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
171801002 - Namira Suhada - Fulltext.pdfChapter I, II, III, V, Bibliography1.37 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.