Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/14089
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorLubis, Afisah-
dc.contributor.advisorKhuzaimah, Ummu-
dc.contributor.authorErni, Yuli-
dc.date.accessioned2021-05-21T03:53:42Z-
dc.date.available2021-05-21T03:53:42Z-
dc.date.issued2011-04-
dc.identifier.urihttp://repository.uma.ac.id/handle/123456789/14089-
dc.description22 Halamanen_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika konsep diri dari korban kekerasan seksual Golongan Incest. Perkembangan konsep diri anak terbentuk saat anak masih berada pada usia muda. Orangtua dan saudara yang tinggal dalam satu rumah adalah bagian terpenting, dan orang pertama yang menanggapi perilaku anak. Segala sanjungan, pujian dan penghargaan akan memberikan penilaian positif terhadap diri anak. Sedangkan ejekan, cemoohan dan hardikan akan menyebabkan penilaian negatif terhadap diri anak. Begitu pula yang terjadi pada korban kekerasan seksual peneliti melihat pandangan masyarakat terhadap korban kekerasan seksual selalu negatif seperti cemoohan hardikan, ejekan akan di terima korban dari keluarga dan masyarakat. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi penilaian korban terhadap diri dan lingkungannya. Pengetahuan ini dapat memberikan pemahaman kepada orangorang terdekat korban dalam masyarakat untuk memberikan perlakuan yang tepat bagi korban tanpa memberikan pandangan yang negatif Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Penelitian ini menggunakan dua orang responden dengan karakteristik yang sama sebagai korban kekerasan seksual incest. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan seksual incest selalu dilakukan oleh keluarga dekat. Perilaku ini diawali ancaman, situasinya terkondisi. Faktor penyebab terjadinya dipengaruhi oleh faktor keluarga termasuk ayah tiri yang suka mengkonsumsi alkohol, ibu jarang berada dirumah, lingkungan tempat tinggal yang permisif serta tingkat pemahaman moral anak yang rendah, internalisasi norma serta kecerdasan yang juga rendah. Dampak kekerasan seksual secara fisik mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KID), aborsi tidak aman, secara psikologis sebagian korban mengalami penurunan kepercayaan diri dan degradasi personality pada korban lain mengalami kemauan yang kuat untuk keluar dari masalahnya. Secara sosial kekerasan seksual mengarahkan korban menjadi kurang peduli terhadap situasi lingkungan. Selain ketiga dampak tersebut di atas pada korban kekerasan seksual juga terjadi perubahan konsep diri. Kekerasan seksual tidak selalu mengakibatkan perubahaan konsep diri yang sama pada korban, pada konsep diri yang negatif korban cenderung merasa kurang mampu untuk mengatasi masalah. Sedangkan konsep diri positif korban cenderung merasa mampu untuk keluar dari masalahnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;068600082-
dc.subjectKekerasan Seksualen_US
dc.subjectkonsep dirien_US
dc.titleDinamika Konsep Diri Korban Kekerasan Seksual Golongan Incesten_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Psychology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Yuli Erni - 068600082 - Fulltext.pdfCover, Abctract, Introduction, Chapter I, Bibliography2.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.