Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Aparatur

Abstract

Jika rakyat sebagai anggota organisasi tidak mempunyai kebebasan berpendapat, walaupun tingkat kehidupan ekonominya baik, ia bukan masyarakat yang sejahtera dalam arti sebenamya, karena pikiran, hati dan perasaannya tertindas. Kesejahteraan sosial itu hakikatnya adalah terpenuhinya kebutuhan material dan kebebasan mengeluarkan pendapat, kedua unsur ini merupakan factor pundamental eksistensi manusia. Manusia disebut manusia karena kepentingan, pikiran, hati dan perasaannya dapat dikemukakan, bukan karena makanannya (terpenuhi kebutuhan ekonominya). Jika manusia dilihatdari segi ekonomi saja atau makanannya saja tentunya manusia tidak berbeda dengan hewan. Tetapi jika dilihat dari segi pikirannya, kepentingannya, hatinya dan perasaannya, manusia lebih unggul dari pada hewan. Dengan demikian dapat dikatakan, rakyat, buruh, pekerja, pegawai atau karyawan tidak dimanusiakan jika mereka hanya diberi makan saja, tidak diberikan kebebasan berpendapat. Karena itu, partisipasi mereka harus dibuka seluas-luasnya, sebagai proses pendidikan demokrasi agar perbedaan dan pertentangan dalam dinamika perubahan yang cepat dapat diselesaikan secara rasional dan kreatif. Dalam hal ini, hakekat konflik adalah ketidak cocokan antara tujuan dengan cara mencapai tujuan tersebut, perbedaan kepribadian, perbedaan persepsi, perbedaan keyakinan, perubahan situasi, perbedaan kepentingan, perbedaan perasaan dan adanya ancaman.