Pertanggungjawaban Pidana terhadap Kejahatan Seksual Bagi Anak di Bawah Umur : Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan

Abstract

Anak yang menjadi korban kejahatan ini seringkali tidak pa ham bahwa dirinya telah menjadi korban kcjahatan. Kcmungkinan lain adalah anak tcrsebut mengalarni kctak:utan pada pelaku yang mengancamnya untuk tidak melaporkan kejadian terscbut pada keluarga ataupun orang Jain. Tindak pidana pencabulau terhadap anak <libawah umur tersebut diatur dalam Pasal 292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pengertinn tindak pidana dalam ha! ini harus pula dijabarkan dimana jcnis-jenis tindak pidana, unsurc-unsur tindak pidnna scrta pengecualian dalnm tindak pidana mcrupaknn pembahasan yang harus diuraikan guna melihat sejauh mana pcrbuatan p1dana tersebut. Dengan uraian di atas maka dapat dibuat alasan pemilihan juduJ dalam penelitian ini adalah pertanggungjawnban pidana bagi pclaku kejahatan scksual terhadap anak di bawah umur, penyebab terjadinya kejahatan seksual terhadap anak dan upaya yang dapat dilakukan pcmcrintah guna meminimalisir kejabatan scksual tcrhadap anak. Adnpun mctode penelitiao yang dilakukao adalah dcngan menggunakan Library Research (Penelitian Kepustakaan) dan Field Research (Pcnelitian Lapangan). Pertanggungjawaban pidana bagi pelaku kejabatan seksual terhadap anak di bawah umur dapat dijcrnt dengan hukuman penjara berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002. Penyebab tcryadinya kejahatan scksual terhadap anak biasanya dapat terjacli dikarcnakan seseorang tersebut memiliki kclainan jiwa, yang dalam hat ini dikarenakan kelainan dalam seksologi yang biasa discbut pedhofilia. Upaya yang dapat dilakukan pemcrintah guna mcminimalisir kejahatan scksual adalah dengan mcmbcrikan sanksi yang tegas kepada para pelaku kcjahatan