Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/15815
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorNasution, Mirza-
dc.contributor.advisorSiregar, Taufik-
dc.contributor.authorTarigan, Jimmy Christian-
dc.date.accessioned2021-12-20T08:44:53Z-
dc.date.available2021-12-20T08:44:53Z-
dc.date.issued2021-01-04-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/15815-
dc.description107 Halamanen_US
dc.description.abstractAdapun yang menjadi landasan utama dalam pelaksanaan kegiatan di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara adalah konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, yang mengandung makna bahwa setiap orang memiliki kewajiban dan tanggungjawab dalam pemeliharaan dan kelestarian lingkungan hidup, baik untuk saat sekarang ini dan kelangsungannya dimasa yang akan datang. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara memiliki peran dalam penegakan hukum lingkungan dengan melakukan tindakan administrasi kepada setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu gangguan, dan baku mutu emisi. Tindakan administrasi ini merupakan bagian dalam penegakan hukum pidana di bidang lingkungan yang memperhatikan asas ultimum remedium. Penerapan asas Ultimum Remedium terdapat pada pasal 100 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan. As for the main basis for the implementation of activities at the Environmental Service of North Sumatra Province is the concept of environmentally sustainable development, which implies that everyone has an obligation and responsibility for environmental preservation and preservation, both for now and its sustainability in the future come. The Environmental Service of North Sumatra Province has a role in enforcing environmental laws by taking administrative action against anyone who violates the quality standard for wastewater, disturbance quality standards and emission quality standards. This administrative action is part of criminal law enforcement in the environmental sector that takes into account the ultimum remedium principle.The application of the Ultimum Remedium principle is contained in Article 100 of Law Number 32 Year 2009 concerning Environmental Protection and Management. The application of the ultimum remedium principle only applies to certain formal crimes, namely punishment for violations of wastewater quality standards, emissions and disturbances.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;181803044-
dc.subjectpenerapan asas ultimatum remediumen_US
dc.subjecttindak pidana lingkunganen_US
dc.subjectpengelolaan lingkungan hidupen_US
dc.subjectapplication of the principle of ultimatum remediumen_US
dc.subjectenvironmental crimeen_US
dc.subjectmanagement of the environmenten_US
dc.titlePenerapan Asas Ultimum Remedium Terhadap Pelaku Tindak Pidana Dalam Undang-Undang 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara)en_US
dc.title.alternativeApplication of the Ultimum Remedium Principle on Criminal Actors in Law 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management (Study at the Office of the Environment Agency of North Sumatra Province)en_US
dc.typeTesis Magisteren_US
Appears in Collections:MT - Master of Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
181803044 - Jimmy Christian Tarigan - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV614.18 kBAdobe PDFView/Open Request a copy
181803044 - Jimmy Christian Tarigan - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography1.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.