Hubungan Identitas Diri Dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Naposo HKBP Parsaoran Nauli Medan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Hubungan Identitas Diri Dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Naposo. Subjek pada penelitian ini adalah naposo baik laki-laki maupun perempuan di HKBP Parsaoran Nauli Medan berjumlah 46 orang remaja naposo. Metode pengambilan data menggunakan teknik Total Sampling. Penyebaran skala identitas diri dengan kecerdasan emosional menggunakan skala Likert. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Identitas Diri Dengan Kecerdasan Emosional Pada Remaja. Hal ini ditunjukkan dari koefisien rxy = 0,530 dengan p = 0,000 < 0,050 yang artinya semakin tinggi Kecerdasan Emosional maka semakin tinggi Identitas Diri Pada Remaja. Berdasarkan hasil hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Terdapat sumbangan Kecerdasan Emosional terhadap Identitas Diri Pada Remaja sebesar 28,7% dengan demikian masih terdapat 71,3% kontribusi dari faktor lain terhadap kecerdasan emosional pada remaja. Diketahui faktor lain tersebut ialah antara lain: pendidikan, pemahaman, kesadaran, kebudayaan, persepsi, sikap dan kepribadian. Dapat dikatakan bahwa subjek penelitian ini para remaja Naposo HKBP Parsaoran Nauli memiliki Kecerdasan Emosional yang tergolong tinggi dan memiliki Identitas Diri yang tergolong tinggi. Dengan hasil mean empirik Kecerdasan Emosional adalah 55,70 dan untuk variabel Identitas Diri mean empiriknya adalah 51,00. Sedangkan hasil dari mean hipotetik Kecerdasan Emosional adalah 48 dan mean hipotetik Identitas Diri adalah 45. This research to see the correlation between self-identity and emotional intelligence in Naposo Adolescents. The subjects in this study were both male and female at the HKBP Parsaoran Nauli Medan totaling 46 church fellow youth. The method of data collection is usingtechnique total sampling. The distribution of self-identity scale with emotional intelligence uses ascale Likert. Analysis of the data used in this study is Product Moment. The result of this research is that there is a significant negative relationship between self-identity and emotional intelligence in adolescents. This is indicated by the coefficient rxy = 0,530 with p = 0.000 <0.050, which means the higher Emotional Intelligence is, the higher Self-Identity in Adolescents is. Based on the results of the proposed hypothesis is declared accepted. There is a contribution of Emotional Intelligence to Self-Identity in Adolescents by 28.7% thus there are still 71,3% contributions from other factors to emotional intelligence in adolescents. Known other factors are, among others: education, understanding, awareness, culture, perception, attitude and personality. This means that the subjects of this study were church fellow youth HKBP Parsaoran Nauli who had low emotional intelligence and high self-identity. With the results of the empirical mean of Emotional Intelligence is 55,70 and for the Self-Identity variable the empirical mean is 51,00. Meanwhile, the result of the hypothetical mean of Emotional Intelligence is 48 and the hypothetical mean of Self-Identity is 45.