Tinjauan Yuridis Ditolaknya Gugatan Wanprestasi dalam Perjanjian Jual Beli HP oleh PT. Bangun Persada Tata Makmur dan Toko Makro Ponsel

Abstract

Perjanjian merupakan sebuah perbuatan yang mana lebih dari satu orang mengikatkan dirinya terhadap orang lain dalam sebuah perjanjian yang telah disepakati secara bersama, (Pasal 1313 KUHPerdata) Hukum perjanjian juga identik dengan sebuah prestasi dan wanprestasi. Prestasi merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi oleh seorang debitur kepada kreditur sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disepakati bersama. Sedangkan wanprestasi merupakan sesuatu yang tidak dipenuhi oleh seorang debitur yang telah disepakati bersama melalui perjanjian dengan kreditur. Putusan nomor 490/Pdt.G/2017/PN.Mdn yang merupakan objek kajian penulis berdasrakan penelitian awal ditemukan bahwa tergugat dalam hal ini adalah toko Makro Ponsel, dan Toko Bintang Terang telah ingkar janji atas pembayaran Telepon Genggam dari Penggugat sebagai distributor. Meskipun Tergugat membayar kepada penggugat melalui Bilyet Giro yang ternyata Bilyet Giro tersebut kosong, terkait dengan uraian tersebut penulis menemukan masalah tentang alasan tergugat menolak gugatan wanprestasi oleh tergugat berdasarkan putusan Nomor 490/Pdt.G/2017/PN.Mdn, pertimbangan Hakim dalam memutus perkara putusan nomor 490/Pdt.G/2017/PN.Mdn. metode penelitian yang penulis gunakan, jenis Penelitian yuridis, teknik pengumpulan data dengan melakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan wawancara di pengadilan Negeri Medan tempat perkara diputuskan. Dalam penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa Alasan tergugat menolak gugatan wanprestasi oleh penggugat adalah dalam gugatan penggugat tidak membuat perincian mengenai jumlah dan harga handphone per-unitnya ke toko tergugat, kemudian tergugat menganggap bahwa tergugat (TP. Bangun Persada Tata Makmur) tidak ada yang mewakili kemudian yang menjadi pertimbang hakim dalam memutus perkara nomor 490/Pdt.G/2017/PN.Mdn yaitu; gugatan penggugat sudah mencantumkan identitas dalam data penggugat, tergugat dari beberapa fakta di persidangan mengakui bahwa masih memiliki tunggakan hutang dengan adanya Bilyet giro yang dikirim ke tergugat yang ternyata tidak ada dana (kosong), adanaya bukti pengiriman barang dan surat jalan yang membuktikan bahwa antara tergugat dan penggugat terdapat hubungan hukum yang membuat tergugat sebagai pihak yang telah ingkar janji dalam pembayaran handphone yang sudah melewati jangka waktu perjanjian pembayaran, secara keseluruhan berdasarkan fakta-fakta persidangan tergugat dinyatakan wanprestasi dan wajib menunaikan kewajiban kepada tergugat dengan membayar seluruh tunggakan dan sekaligus. An agreement is an act in which more than one person binds himself to another in an agreement that has been mutually agreed, (Article 1313 of the Civil Code) Agreement law is also synonymous with achievement and default. Performance is something that must be fulfilled by a debtor to a creditor in accordance with an agreement or agreement that has been mutually agreed upon. Meanwhile, default is something that is not fulfilled by a debtor that has been mutually agreed upon through an agreement with the creditor. Decision number 490 / Pdt.G / 2017 / PN.Mdn which is the object of the author's study based on the initial research it was found that the defendant in this case was the Makro Ponsel shop, and the Star Bright Shop had broken promises on the payment of the Mobile Phone from the Plaintiff as distributor. Although the Defendant paid the plaintiff through the Bilyet Giro which turned out to be empty, in connection with the description, the writer found a problem regarding the reason the defendant rejected the suit of default by the defendant based on the decision Number 490 / Pdt.G / 2017 / PN.Mdn, the Judge's consideration in deciding the case decision number 490 / Pdt.G / 2017 / PN.Mdn. the research method that the author uses, the type of yiridis research, the technique of collecting data by conducting a library research (library research) and interviews at the Medan State fishery where the case was decided. In this study it was concluded that the reason the defendant rejected the default lawsuit by the plaintiff was that in the lawsuit the plaintiff did not make details regarding the number and price of cellphones per unit to the defendant's shop, then the defendant assumed that the defendant (TP. Bangun Persada Tata Makmur) did not represent any later. which became the judge's consideration in deciding case number 490 / Pdt.G / 2017 / PN.Mdn, namely; the plaintiff's lawsuit has included the identity in the plaintiff's data, the defendant from several facts at the trial admitted that he still had outstanding debts due to the presence of bilyet giro that was sent to the defendant who apparently had no funds (empty), there was evidence of delivery of goods and road documents proving that between the defendants and the plaintiff has a legal relationship that makes the defendant the party who has broken his promise in paying the cellphone that has passed the payment agreement period, as a whole based on the facts of the trial the defendant is declared in default and is obliged to fulfill his obligations to the defendant by paying all arrears and at once.