Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Bukan Sawah di Kabupaten Batubara

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor antara lain: pendapatan petani, proporsi modal sendiri, jumlah pekerja keluarga dan pengalaman berusahatani padi sawah terhadap alih fungsi lahan dari sawah menjadi non sawah di Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini dilaksanakan pada kecamatankecamatan yang telah melakukan alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi lahan bukan sawah di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih usahatani padi sawah adalah sebesar Rp. 25.220.635 per hektar per musim tanam atau Rp. 18.102.972 per petani per musim tanam. Kemampuan petani menyediakan modal sendiri adalah sebesar 7.258.300 atau 74,75% dari modal usahatani padi sawah. Jumlah pekerja dalam keluarga adalah sebanyak 2,73 orang per petani, sedangkan pengalaman berusahatani padi sawah adalah selama 13,33 tahun. Luas lahan sawah milik petani yang telah dialihfungsikan menjadi bukan sawah mencapai 0,43hektar dari luas lahan sawah 0,72 hektar. Proporsi alih fungsi tersebut mencapai 62,58% dari luas lahan sawah petani. Secara parsial, faktor yang secara nyata mempengaruhi alih fungsi lahan sawah menjadi bukan sawah adalah pendapatan usahatani padi sawah, proporsi modal sendiri, jumlah pekerja dalam keluarga nyata berpengaruh negatif terhadap alih fungsi lahan, sedangkan pengalaman berusahatani padi sawah tidak berpengaruh signifikan. Petani akan terdorong mengalihfungsikan lahannya jika pendapatan dan kemampuan modal rendah sementara pekerja dalam keluarga juga tergolong kurang. Secara serempak variabel pendapatan usahatani padi sawah, proporsi modal sendiri, jumlah pekerja keluarga, dan pengalaman berusahatani padi sawah berpengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan. This study aims to analyze several factors, including: farmers' income, the proportion of their own capital, the number of family workers and experience in lowland rice farming on land conversion from paddy fields to non-rice fields in Batu Bara Regency. This research was conducted in sub-districts that had converted the function of paddy fields to non-rice fields in Batu Bara Regency in 2019. The results showed that the net income of lowland rice farming was Rp. 25,220,635 per hectare per planting season or Rp. 18,102,972 per farmer per growing season. The ability of farmers to provide their own capital is 7,258,300 or 74.75% of the lowland rice farming capital. The number of workers in the family is 2.73 people per farmer, while the experience in rice farming is 13.33 years. The area of paddy fields belonging to farmers that has been converted into non-rice fields reaches 0.43 hectares from 0.72 hectares of paddy fields. The proportion of function conversion reached 62.58% of the farmers' rice fields. Partially, the factors that significantly affect the conversion of paddy fields to non-rice fields are the income of lowland rice farming, the proportion of own capital, the number of workers in the family that have a negative effect on land conversion, while the experience of farming lowland rice has no significant effect. Farmers will be encouraged to convert their land if their income and capital capacity are low, while workers in the family are also classified as lacking. Simultaneously the lowland rice farming income variables, the proportion of own capital, the number of family workers, and the experience of farming lowland rice have a significant effect on land conversion.