Analisis Pemasaran Beras Organik di Kabupaten Serdang Bedagai

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran tataniaga beras organic, mengetahui margin tataniaga beras organic, mengetahui efisiensi pemasaran beras organik (margin tataniaga dari masing-masing saluran tataniaga) di daerah penelitian yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive, pengambilan sampel penelitian dilakukan secara sensus. Data yang digunakan adalah data primer pelaku-pelaku pemasaran beras organic didaerah penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan. Penelitian ini menggunakan perhitungan sederhana dengan rumus – rumus sesuai teori marketing margin. Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara memiliki luas lahan padi sawah organik, mencapai 60 Ha. Ada beberapa desa yang telah menerapkan pertanian organik dan telah bersertifikasi yakni : (1) Kelompok Tani Subur Desa Lubuk Layas Kecamatan Perbaungan. Kelompok Tani yang menangani pertanian organik padi sawah ini adalah Kelompok Tani Subur dengan jumlah areal 10 Ha dan produksi GKB adalah 80 – 100 ton per tahun, (2) Kelompok Tani Maju di Desa Tanah Merah Kecamatan Perbaungan dengan luas 10 Ha, (3) Kelompok Tani Fajar Desa Pematang Setrak Kecamatan Teluk Mengkudu dengan luas 10 Ha. Produk beras organik yang telah dihasilkan sudah dikemas dengan baik, dengan ukuran 1 kg, 5 kg dan 10 kg. Pada label sudah tertera informasi, sertifikasi organik, alamat produksi dan manfaat. Namun belum dicantumkan harga jual, dan hal ini masih belum sesuai dengan code of conduct sertifikasi yakni keadilan bagi petani. Dalam survey awal dicatat bahwa sistem pemasaran yang dibangun ketiga kelompok tani ini masih bersifat konvensional. Kelompok masih tidak menjual langsung ke konsumen namun melalui channel pemasar dalam dan luar Kota Medan. This study aims to determine the organic rice trading channel, to know the organic rice trading margin, to determine the marketing efficiency of organic rice (trading margin of each trading channel) in the research area, namely Serdang Bedagai Regency. The research location was carried out purposively, the research sample was taken by census. The data used are primary data of organic rice marketing actors in the research area through direct interviews using a list of questions. This study uses simple calculations with formulas according to the theory of margin marketing.Kabupaten Serdang Bedagai, North Sumatra has an area of organic lowland rice, reaching 60 hectares. There are several villages that have implemented organic farming and have been certified, namely: (1) Subur Farmer Group, Lubuk Layas Village, Perbaungan District. The Farmer Group that handles lowland rice organic farming is the Subur Farmer Group with an area of 10 hectares and the production of GKB is 80-100 tons per year, (2) the Maju Farmer Group in Tanah Merah Village, Perbaungan District, with an area of 10 Ha, (3) The Group Tani Fajar, Pematang Setrak Village, Teluk Mengkudu District with an area of 10 Ha. The organic rice products that have been produced are well packaged, with sizes of 1 kg, 5 kg and 10 kg. The label contains information, organic certification, production address and benefits. However, the selling price has not been included, and this is still not in accordance with the certification code of conduct, namely justice for farmers. In the initial survey it was noted that the marketing system developed by these three farmer groups was still conventional. The groups still do not sell directly to consumers, but through marketer channels inside and outside the city of Medan.