Kesepian pada Pria Setengah Baya yang Melajang

Abstract

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Responden dalam penelitian ini adalah dua orang pria setengah baya yang melajang atau belum pernah menikah yang mengalami kesepian. Penelitian ini melibatkan kakak kandung pada responden pertama dan keponakan responden pada responden kedua. Penelitian kualitatif ini didukung oleh teori lajang dan kesepian. Lajang adalah kondisi seseorang yang masih sendiri atau belum mempunyai pasangan dengan latar belakang bermacam-macam. Kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif dimana orang merasa tersisih dari kelompoknya, tidak ada tempat berbagi rasa, terisolasi dari lingkungan sehingga menimbulkan rasa sunyi, sepi, pedih, dan tertekan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa alasan Om Andi (responden I) dan Uwak Budi (responden II) melajang adalah penampilan yang tidak menarik lagi, cacat fisik atau penyakit lama, keinginan untuk rneniti karir yang menuntut kerja lama dan jam kerja tanpa batas dan banyak bepergian, jarang mempunyai kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul dengan lawan jenis yang dianggap cocok dan sepadan, karena mempunyai tanggung jawab keuangan dan waktu untuk orangtua dan saudara-saudaranya, dan masih teringat mantan kekasih. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian yang dialami kedua responden yaitu faktor psikologis berupa kesepian eksistensial, pengalaman traumatis, kurang dukungan dari lingkungan, krisis dalam diri dan kegagalan, kurangnya percaya diri, ketakutan menanggung resiko sosial, dan faktor situasional berupa kehidupan diluar rumah, dan kehidupan didalam rumah. Adapun dampak dari kesepian yang dialami adalah mengalami rendah diri, menyalahkan diri sendiri, tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial, takut bertemu dengan orang lain dan menghindari situasi baru, mempunyai persepsi negatif tentang diri sendiri, dan merasakan keterasingan, kesendirian, dan perasaan tidak bahagia terhadap lingkungan sekitar. Data collection techniques used are interviews and observation. The respondents in this study were two middle-aged men who single or never married who experience loneliness. This research involving siblings in the first respondent and nephews in the respondent second respondent. This qualitative research is supported by the theory of singleness and loneliness. Single is the condition of someone who is still single or does not have one couples with diverse backgrounds. Loneliness is an emotional and cognitive reaction in which people feel excluded from their group, there is no place to share feelings, isolated from the environment, causing feeling lonely, lonely, painful, and depressed. The results of this study concluded that the reasons for Om Andi (respondent I) and Uwak Budi (respondent II) being single is an unattractive appearance, disabled physical illness or old illness, the desire to pursue a career that demands long work and unlimited working hours and travel a lot, rarely have the opportunity to meet and gather with the opposite sex who is considered suitable and commensurate, because it has financial and time responsibilities for his parents and siblings, and still remember his ex-lover. The factors that affect the loneliness experienced by the two respondents are: psychological factors in the form of existential loneliness, traumatic experiences, lack of support from the environment, self-crisis and failure, lack of trust self, fear of taking social risks, and situational factors in the form of life outside the home, and life inside the home. As for the impact of loneliness that experienced is experiencing low self-esteem, self-blame, not wanting to trying to get involved in social activities, afraid of meeting other people and avoid new situations, have a negative perception of oneself, and feel alienated, lonely, and unhappy about surrounding environment.