Hubungan antara Kecemasan Menghadapi Ujian dengan Kecenderungan Gangguan Tidur pada Siswa di Sekolah Menengah Pertama Amal Shaleh Medan

Abstract

Kecemasan akan mempengaruhi keadaan tidur seseorang, dimana cemas akan meningkatkan konsentrasi non cpineprin dalam darah melalui stimulus sistem syaraf simpatis. Keadaan ini mengakibatkan seseorang individu tidak dapat tidur atau tetap dalam kondisi terjaga. Perubahan ini juga akan mengakibatkan berkurangnya tahap keempat dari tidur gelombang lambat yang sering disebut Fase Neus Rapied Eye Movement (NREM) dan lebih banyak mengurangi tipe tidur gerakan cepat mata atau Rapied Eye Movement (REM) sehingga mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental atau fisik. Walaupun gangguan tidur yang spesifik terlihat secara klinis berdiri sendiri. Sejumlah faktor psikiatrik dan atau fisik yang terkait memberikan kontribusi pada kejadiannya. Secara umum adalah lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara adekuat psikopatologi dan patofisiologinya. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan menghadapi ujian dengan kecenderungan gangguan tidur pada siswa di Sekolah Menengah Pertama Amal Shaleh Medan. Penelitian ini menggunakan skala kecemasan menghadapi ujian memakai aspek-aspek (psikologis dan fisiologis) dengan skala gangguan tidur aspek-aspek (Predisposisi Aspek Psikulogis dan Biologis, Aspek Fisik, Aspek Psikologis) sample yang digunakan dalarn renelitian 60 siswa. Hasil dari penelitian diketahui bahwa (1) terdapat hubungan positif antara kecemasan menghadapi ujian dengan kecenderungan gangguan tidur, dan sumbangan kecemasan menghadapi ujian mempengaruhi gangguan tidur sebesar 23% (2) dan terdapat perbedaan gangguan tidur pada siswa laki-laki dan perempuan dimana perempuanlah yang banyak mengalami gangguan tidur, siswa perempuan akan terus teringat dengan berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga hal tersebut terbawa dalam tidur. Anxiety will affect a person's sleep state, where anxiety will increase the concentration of non-cpinephrine in the blood through a stimulus sympathetic nervous system. This situation results in an individual being unable to sleep or stay awake. This change will also result in a reduction in the fourth stage of slow-wave sleep, often referred to as Neus Rapid Eye Movement (NREM) phase and more reduced type Rapid Eye Movement (REM) sleep so that affect a person's sleep quality. In most cases, interference sleep is one symptom of another disorder, either mental or physical. Although Specific sleep disturbances are seen clinically in isolation. Amount factor related psychiatric and/or physical factors contributed to its occurrence. In general it is better to make a diagnosis of a sleep disorder that is Specific together with other relevant diagnoses to explain adequate psychopathology and pathophysiology. Based on these reasons, the researcher aims to see is there is a relationship between anxiety facing exams with a tendency sleep disorders in students at Amal Saleh . Junior High School Medan. This study uses a test anxiety scale using aspects (psychological and physiological) with a scale of sleep disturbance aspects (Psychological and Biological Aspects Predisposition, Physical Aspect, Aspect Psychological) The sample used in the study was 60 students. The results of the study show that (1) there is a positive relationship Among anxiety about exams with a tendency to sleep disturbances, and the contribution of exam anxiety affects sleep disturbances by 23% (2) and there are differences in sleep disorders in male and female students women where it is women who experience sleep disorders a lot, students women will continue to be reminded of the various problems they face so that it carries over into sleep.