Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Stress Pada Mahasiswa Yang Mengalami Quarterlife Crisis di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Stambuk 2017

Abstract

Quarterlife Crisis merupakan bentuk krisis emosional yang terjadi pada individu di usia 20-an tahun mencakup perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu akan kemampuan diri sendiri dan takut akan kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres pada mahasiswa yang mengalami quarterlife crisis. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan stres. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Medan Area sebanyak 258 mahasiswa dan sampel yang didapat dari screening tes sebanyak 43 mahasiswa. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penyebaran skala kecerdasan emosional dengan stres menggunakan skala Likert. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment. Berdasarkan perhitungan analisis r Product Moment dengan nilai koefisien (rxy) = -0, 579 dan koefisien (r2) = 0,336 dengan p= 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan stres. Artinya semakin rendah kecerdasan emosional maka stres semakin tinggi pula. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosional pada Fakultas Psikologi Universitas Medan Area terindikasi rendah dengan nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 86,35 sedangkan Stres terindikasi tinggi dengan nilai emprik yang diperoleh 129,16. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan koefisien determinan (r2)= 0,336. Quarterlife Crisis is a form of emotional crisis that occurs in individuals in their 20s includes feelings of helplessness, isolation, self-doubt, and fear of failure. This study aims to examine the correlation between emotional intelligence and stress in students who experience a quarterlife crisis. The hypothesis proposed is that there is a negative relationship between emotional intelligence and stress. The subjects in this study were 258 students of Psychology at the Medan Area University and the sample used was 43 students, obtained from a screening test. This research method uses correlational quantitative methods. The distribution of the Emotional Intelligence with Stress scale uses a Likert scale.The data analysis method used in this research is Product Moment Correlation. Based on the analysis r Product Moment analysis with a coefficient value (rxy) = -0, 579 and a coefficient. (r2) = 0.336 with p = 0.000 <0.05. These results indicate that the hypothesis proposed in this study was accepted, namely that there is a negative relationship between emotional intelligence and stress. This means that the lower the emotional intelligence, the higher the stress. Another result obtained from this study is that emotional intelligence at the Faculty of Psychology, University of Medan Area is indicated to be low with an empirical average score of 86.35 while Stress is indicated to be high with an empirical value obtained of 129.16. This is evidenced by the calculation of the determinant coefficient (r2) = 0.336.