Perbedaan Stres Pasca Perceraian pada Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Dengan yang Tidak Bekerja di Kelurahan Sunggal

Abstract

Perceraian merupakan suatu proses perpisahan antara sepasang suami istri dimana penyebab terjadinya menyangkut banyak aspek, seperti emosi, ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat. Penelitian ini dilatar belakangi dengan begitu banyaknya wanita pasca perceraian yang mengalami stres akibat dari dampak perceraian. Baik itu berdampak bagi ibu rumah tangga yang bekerja maupun ibu rumah tangga tidak bekerja. Fenomena ibu rumah tangga yang mengalami stres pasca perceraian banyak juga terjadi di kelurahan sunggal kecamatan medan sunggal. Terdapat para ibu rumah yang mengalami tekanan kehidupan pasca perceraian dan hal tersebut menyebabkan para ibu rumah tangga yang tersebut menjadi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan stres pasca perceraian pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan yang bekerja. Penelitian ini menggunakan variable independent yaitu ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Variable dependen dalam penelitian ini yaitu stres. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita yang telah bercerai dalam kurun waktu 2 tahun, pada kelompok ibu rumah yang tidak bekerja diambil dari golongan menengah kebawah, dan pada kelompok ibu rumah tangga yang bekerja diambil dari wanita yang bekerja dan memiliki jenjang karier. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuisioner dengan menggunakan skala Guttman. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan One-way anova (anova satu arah). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai mean stres ibu rumah adalah 24,67 sedangkan ibu rumah tangga yang bekerja 11,04. Ini menunjukkan bahwa tingkat stres pasca perceraian pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih besar dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja ( wanita karier). Divorce is a process of separation between a husband and wife where the cause of occurrence involves by many aspects, such as emotional, economic, social and environmental. This research is motivated by the number of post-divorce women who experience stress as a result of the impact of divorce. This has an impact on both working housewives and non-working housewives. The phenomenon of housewives who experience post-divorce stress also occurs in the Sunggal sub-district, Medan Sunggal sub-district. There are housewives who experience the pressures of life after divorce and this causes these housewives to become stressed. This study aims to determine whether there is a difference in post-divorce stress among housewives who do not work and those who work. This research was aims to determine whether there is a difference in post-divorce stress among housewives who do not work and those who work. This study uses independent variables, namely housewives who work and housewives who do not work. The dependent variable in this study is stress. The samples in this study were women who had been divorced within 2 years, the group of housewives who did not work and became from the lower middle class, and the group of housewives who worked from women who worked and had a career. The sampling technique in this research is purposive sampling. The data collection technique used in this study was a questionnaire using the Guttman scale. The method of analysis in this study uses One-way ANOVA (one-way ANOVA). The results of this study indicate that the mean stress of housewives is 24.67 while working housewives are 11.04. This shows that the level of post-divorce stress among housewives who do not work is greater than that of working housewives (career women).