Self Compassion Pada Remaja Akhir Yang Orangtuanya Bercerai

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self compassion pada remaja akhir yang orangtuanya bercerai. Self compassion adalah rasa sayang pada diri sendiri dan keterbukaan dari penderitaan yang dialami serta memiliki perasaan peduli terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki self compassion yang tinggi akan mampu menerima diri sendiri baik kelebihan maupun kelemahannya, mampu menerima kesalahan atau kegagalan sebagai suatu hal umum yang juga dialami oleh orang lain dan mempunyai kesadaran tentang keterhubungan antara segala sesuatu.Self Compassion akan menumbuhkan rasa peduli kepada diri sendiri dengan bersikap terbuka atas penderitaan yang dialaminya dengantidak menyalahkan diri sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi self compassion adalah jenis kelamin, budaya, usia, kepribadian,dan the role of parent. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi terhadap 2 responden dan 2 informan. Kriteria responden penelitian ini ialah remaja akhir berusia 18-21 tahun yang orangtuanya sudah bercerai secara hukum selama 3-4 tahun. Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini ialah dengan purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian ini menemukan gambaran self compassion pada responden I tergolong rendah dan self compassion pada responden II tergolong tinggi. Hal ini disebabkan oleh faktor role of parent yang berbeda diantara kedua responden. Responden I merasa bahwa ia tidak dipedulikan lagi setelah orangtuanya bercerai, sedangkan responden II merasa bahwa tidak ada perubahan yang sikap maupun kasih sayang yang diberikan oleh kedua orangtunya setelah perceraian terjadi. This study aims to determine the description of self-compassion in late adolescents whose parents are divorced. Self-compassion is a sense of self-love and openness from the suffering experienced and having a feeling of caring for oneself. A person who has high self-compassion will be able to accept himself both his strengths and weaknesses, be able to accept mistakes or failures as a common thing that is also experienced by others and have an awareness of the connection between everything. Self Compassion will foster a sense of self-care by being open to the suffering he experienced without blaming himself. The factors that influence self-compassion are gender, culture, age, personality, and the role of parent. This research method uses qualitative research methods with a phenomenological approach. The data collection process was carried out by interviewing and observing 2 respondents and 2 informants. The criteria for the respondents in this study were late teens aged 18-21 years whose parents had been legally divorced for 3-4 years. The sampling technique used in this research is purposive sampling where the sample is selected according to certain criteria. The results of this study found that the self-compassion in respondent I was low and self-compassion in respondent II was high. This is due to the different role of parents between the two respondents. Respondent I felt that he was no longer cared for after his parents divorced, while respondent II felt that there was no change in attitude or affection given by his parents after the divorce occurred.