Peran Lembaga Perlindungan Hukum Perempuan dan Anak (Lampuan) Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Kekerasan Seksual (Studi Kasus di Lampuan Subulussalam)

Abstract

Metode penelitian yang digunakan adalah metode library research yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendasarkan pada kepustakaan atau data skunder, baik dari buku-buku ilmiah, perundang-undangan maupun dari situs online. Metode penelitian yang digunakan lagi adalah metode field research yaitu penyusun melakukan penelitian secara langsung ke lembaga Advokasi Perempuan dan Anak (LAMPUAN) dengan cara mengumpulkan data atau bahan kasus kemudian menggunakan metode penelitian kasus. Kesimpulan dari hasil pembahasan mengenai peran lembaga Perlindungan Hukum Perempuan Dan Anak dalam memberikan perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban kekerasan seksual adalah diberikan dalam bentuk pendampingan, pemantauan dan advokasi sampai pada tingkat terakhir. bahwa bentuk perlindungan hukum yang diberikan sudah diatur dalam undang-undang perlindungan anak. Namun meskipun demikian undang-undang tersebut belum menampakkan secara tegas mengenai bentuk perlindungan yang dapat diberikan secara langsung dalam setiap proses peradilan, dan belum ada peraturan pelaksnaannya, maka dalam pelaksanaan peran lembaga advokasi seringkali menemui hambatan-hambatan, baik secara eksternal maupun internal. Meskipun lembaga perlindungan anak yang dibentuk oleh pemerintah seperti Komisi PerlindunganAnak Indonesia (KPAI), lembaga perlindungn anak di Indonesia dirasakan kurang mampu untuk menyentuh langsung anak korban kekerasan seksual. Sehingga keberadaan lembaga advokasi perlindungan anak masih sangat dibutuhkan terutama di daerah-daerah terpencil dan daerah yang baru berkembang sepereti Kota Subulussalam- Aceh