Implementasi Program Bantuan Sosial Tunai dalam Upaya Mengatasi Masalah Ekonomi Akibat Pandemi Covid 19 di Nagori Silou Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Abstract

Pada masa pandemic covid 19 yang terjadi di Indonesia membuat perekonomian menurun sehingga muncul masyarakat baru tidak mampu. Tanpa terkecuali hal tersebut terjadi di Nagori Silou Huluan, dimana masyarakatnya yang bekerja sebagai petani penghasilan mereka menurun. Apalagi pada saat baru masuknya virus covid-19 ini, pemerintah melakukan lockdown. Akibatnya pengiriman barang keluar daerah tidak bisa. Masyarakat tidak mampu/miskin semakin tidak mampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program bantuan sosial tunai terhadap masyarakat yang tidak mampu yang terdampak pada kondisi wabah virus Covid-19 di Nagori Silou Huluan dan untuk mengetahui apa saja hambatan dalam implementasi program BST di Nagori/Desa Silou Huluan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mengukur suatu implementasi menurut teori Van Meter dan Van Horn ada enam indikator yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana, sikap para pelaksana dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Nagori Silou Huluan, Gamot/Kepala Dusun Rindung, Operator Desa dan masyarakat Nagori Silou Huluan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program bantuan sosial tunai masih belum bisa dikatakan berjalan dengan efektif dalam penyaluran bantuan untuk membantu masyarakat tidak mampu/miskin. Dapat dilihat dari proses pendataan tidak dilakukan oleh pemerintah desa, akibatnya masih ada masyarakat tidak mampu/miskin yang tidak dapat BST. Serta juga dana bantuan sosial tunai ini tidak ada jadwal tetap dalam pencairan, sehingga mengakibatkan proses pencairan tidak berjalan dengan semestinya. Padahal bantuan sosial tunai ini pemanfaatannya digunakan untuk kebutuhan pokok. During the COVID-19 pandemic that occurred in Indonesia, the economy declined so that new people who could not afford it emerged. This is without exception in Nagori Silou Huluan, where the people who work as farmers have decreased their income. Especially when the Covid-19 virus has just entered, the government has implemented a lockdown. As a result, the delivery of goods out of the region cannot. Poor/poor people are getting poorer. This study aims to find out how the implementation of the cash social assistance program for underprivileged communities affected by the Covid-19 virus outbreak in Nagori Silou Huluan and to find out what are the obstacles in implementing the BST program in Nagori/Silou Huluan Village. This study uses a qualitative research method with a descriptive type. This study uses the theory of Van Meter and Van Horn there are six indicators, namely the size and objectives of policies, resources, communication between organizations and strengthening activities, characteristics of implementing agents, attitudes of implementers and the economic, social and political environment. Informants in this study were the Village Head of Nagori Silou Huluan, Gamot/Head of Dusun Rindung, Village Operators and the people of Nagori Silou Huluan. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that the implementation of the cash social assistance program still cannot be said to be running effectively in the distribution of assistance to help the poor/poor. It can be seen from the data collection process that the village government was not carried out, as a result there were still poor/poor people who did not get BST. Also, there is no fixed schedule for disbursing cash social assistance funds, resulting in the disbursement process not running properly. Whereas cash social assistance is used for basic needs.