Gaya Kepemimpinan Kepada Desa Dalam Pelaksanaan Pemerintahan Desa (Studi kasus: Desa Parsingguran ll , Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

Abstract

Gaya Kepemimnan Kepala Desa dalam pelaksanaan Pemerintahan Desa di Parsingguran ll. Terutama dalam kepemimpinan, kepala desa masih kurang dalam bersosialisasi, komunikasi dan sering mengambil keputusan sendiri sehingga membuat masyarakat kurang berpartisipasi dalam desa tersebut. Pembangunan jalan yang tidak merata dan masih banyak derah –daerah yang tidak mendapatkan air bersih ,sehingga banyak yang mengira bahwa kepala desa memilki sifat yang memilih-milih dalam pembangunan desa parsingguran II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala desa dalam pemerintahan desa Parsingguran ll. Penelitian ini menggunakan teori Kartono tentang gaya kepemimpinan. Terdapat 6 (enam) indikator gaya kepemimpinan yaitu kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi, kemampuan komunikasi, kemampuan mengelola emosional, bertanggung jawab, kemampuan mengendalikan bawahan. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secara jelas tentang permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala desa dalam pemerintahan desa adalah gaya kepemimpinan otoriter hal ini dikarenakan memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari diri sendiri. Segala pembagian tugas dang tanggung jawab dipegang oleh pemimpin yang otoriter tersebut. Sedangkan para bawahannya hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimipin mengedalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberikan sasaran apa saja yang ingin dicapai, baik sasaran utama maupun sasaran minornya. Leadership Style of the Village Head in the Implementation of Village Government in Parsingguran ll. Especially in leadership, the village head is still lacking in socializing, communicating and often making his own decisions so that the community does not participate in the village. Road construction is uneven and there are still many areas that do not get clean water, so many think that the village head has a picky character in the development of Parsingguran II village. This study aims to determine the leadership style of the village head in the village government of Parsingguran II. This study uses Kartono's theory of leadership style. There are 6 (six) indicators of leadership style, namely the ability to make decisions, the ability to motivate, the ability to communicate, the ability to manage emotions, be responsible, and the ability to control subordinates. This type of research uses a descriptive qualitative method that provides a clear picture of the problem being studied. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the leadership style of the village head in village government is an authoritarian leadership style, this is because it focuses all decisions and policies taken from oneself. All division of duties and responsibilities is held by the authoritarian leader. While his subordinates only carry out the tasks that have been given. In an authoritarian leadership style, the leader controls all aspects of activities. The leader gives what goals he wants to achieve, both major goals and minor goals.