Produktivitas Dan Efisiensi Usahatani Kopi Arabika (Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun)

Abstract

Kopi Arabika merupakan jenis kopi tradisional, dianggap paling enak rasanya, dan kopi Robusta yang memiliki kafein lebih tinggi, dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana kopi Arabika dapat tumbuh, dengan rasa yang pahit dan asam. Kopi Arabika di Indonesia umumnya ditanam di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani kopi arabika dan mengetahui bagaimana tingkat Efisiensi harga usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitantif. Penelitian ini menggunakan data kuisoner yang diambil langsung dari Petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun.. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 sampel, dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan diambil secara proporsional. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi produktivitas dan tingkat efesiensi harga usahatani Kopi Arabika maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:(1) Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Pardamean yaitu variabel bibit (X2) dan variabel pestisida (X4) berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas usahatani Kopi Arabika, sedangkan variabel tenaga kerja (X1) dan variabel pupuk (X3) tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas usahatatani Kopi Arabika. (2) Tingkat efisiensi harga untuk masing-masing faktor produksi yaitu 17.96. Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produtivitas tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida belum efisien secara harga optimalisasi input faktor. Arabica coffee is a traditional type of coffee, considered to be the most delicious in taste, and Robusta coffee, which has a higher caffeine content, can be grown in an environment where Arabica coffee can grow, with a bitter and sour taste. Arabica coffee in Indonesia is generally grown in Aceh, North Sumatra, South Sulawesi, Bali, and East Nusa Tenggara. This study aims to determine the factors that affect the productivity of Arabica coffee farming and to find out how the level of efficiency of Arabica coffee farming prices is in Dolok Pardamean District, Kabupaten Dolok Pardamean. Simalungun. This research is a quantitative descriptive study. This study uses questionnaire data taken directly from Arabica coffee farmers in Dolok Pardamean District, Simalungun Regency. The sample in this study amounted to 33 samples, using purposive sampling technique and taken proportionally. The analytical method used is Multiple Linear Regression analysis. Based on the results of research on factors that influence productivity and efficiency levels of Arabica coffee farming prices, the authors can conclude that: (1) Factors that affect Arabica coffee farming productivity in Dolok Pardamean District are seed variables (X2) and pesticide variables (X4) had a partial effect on the productivity of Arabica coffee farming, while the labor variable (X1) and fertilizer variable (X3) had no partial effect on the productivity of Arabica coffee farming. (2) The level of price efficiency for each factor of production is 17.96. The results of this calculation indicate that the use of labor productivity factors, seeds, fertilizers and pesticides has not been efficient in terms of optimizing factor input prices.