Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/19513
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorFitra, Ayunita-
dc.date.accessioned2023-03-02T07:31:17Z-
dc.date.available2023-03-02T07:31:17Z-
dc.date.issued2014-12-01-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/19513-
dc.description66 Halamanen_US
dc.description.abstractKawasan Agropolitan terdiri dari kota pertanian dan desa sentra produksi pertanian dan didukung dengan berbagai infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian dan industri pengolahnya. Pengembangan kawasan agropolitan dirancang untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digunakan dan difasilitasi oleh Pemerintah. Kawasan pembangunan agropolitan muncul karena adanya ketimpangan pembangunan wilayah antar kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah pedesaan sebagai pusat kegiatan pertanian dan perkebunan. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan altematif solusi untuk pengembangan wilayah perdesaan. Kawasan agropolitan diartikan sebagai sistim fungsional desa - desa yang ditunjukkan dari adanya hiraki pusat agribisnis dan desa-desa di sekitamya untuk membentuk Kawasan Agropolitan. The Agropolitan area consists of an agricultural town and a production center village agriculture and supported by a variety of infrastructure that supports activities agriculture and processing industry. Agropolitan area development is designed to encourage the development of competitive agribusiness systems and enterprises, community-based, sustainable and decentralized which is used and facilitated by the Government. Agropolitan development areas arise because there is an imbalance in regional development between cities as centers of activity and economic growth with rural areas as centers of agricultural activity and plantations. The development of agropolitan areas is an alternative solution for the development of rural areas. Agropolitan area is defined as functional system of villages as indicated by the existence of a hierarchy of agribusiness centers and the surrounding villages to form the Agropolitan Area.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;111802022-
dc.subjectusaha tani kopien_US
dc.subjectcoffee farmingen_US
dc.titleAnalisis Usahatani Kopi Di Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Kabupaten Simalungunen_US
dc.title.alternativeAnalysis of Coffee Farming in Agropolitan Areas Bukit Barisan Highlands District Simalungunen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:MT - Master of Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
111802022 - Ayunita Fitra - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV1.22 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
111802022 - Ayunita Fitra - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography3.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.