Kedudukan Satuan Wanteror Gegana Satbrimob Polda Sumut dalam Penanganan Ancaman Bom

Abstract

Teroris di Indonesia identik dengan perilaku pengeboman. Apaun tujuan dari perilaku pengebornan tersebut tentunya sangat rnerugikau rnasyarakat baik dari nyawa rnaupun harta benda. Oleh sebab itu keberadaan Satuan Wanteror Gegana Satbrimob Polda Surnut arnat sangat penting dalam penanganan masalah aucaman born ini. Tesis ini mengajukan perrnasalahan bagairnana kedudukan Satuan Wanteroror Gegana Satribob Polda Surnut dalarn penanganan ancarnan born, bagaimana faktor-faktor yang rnernpengaruhi terjadinya ancaman born dan bagaimana harnbatan Satuan Wanteroror Gegana Satribob Polda Sumut dalarn penanganan ancarnan born. Penelitian ini diarahkan kepada penelitian hukurn yuridis normatif, atau doktriner yang juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokurnen, karena lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan. Hasil penelitiaP dan pernbahasan rnenjelaskan kedudukan Satuan Wanteroror Gegana Satribob Polda Surnut adalah rnerupakan salah satu kesatuan yang terdapat dalarn Satbrirnob Polda Surnut bertindak dalam penindakan tersangka tindak pidana terorisrne adalah rnerupakan salah satu tim penindak dalam peristiwa terorisme, dirnana tirn penindak ini adalah serangkaian upaya paksa yang rneliputi penetrasi, pelurnpuhan, pengkapan, penggeledahan dan penyitaan barang bukti yang dilakukan berdasarkan bukti permulaan yang cukup terhadap tersangka tindak pidana terorisme. Faktor-faktor yang rnempengaruh~ terjadinya ancarnan born adalah adanya persepsi terhadap ketidakadilan distributif, prosedural, dan interaksional yang terjadi di Indonesia, adanya komunitas yang mendukung atau menyuburkan persepsi radikalisme, polarisasi ingroup-outgroup yaitu pelaku terorisrne cenderung rnemiliki bias positif terhadap kelompoknya sendiri (ingroup) dan sebaliknya memiliki bias negatif terhadap kelornpok di luar kelompoknya sendiri ( outgroup ), bias heuristik yang dialami para pelaku tindak terorisme serta kekecewaan terhadap praktik sistem demokrasi. Hambatan Satuan Wanteroror Gegana Satribob Polda Surnut dalam penanganan ancaman born khususnya hambatan yang bersifat ekstemal tidak semuanya dapat dilakukan solusi, namun untuk menjawab hambatan ekstemal tersebut, Polri khususnya Satuan Wanteroror Gegana Satribob Polda Sumut tetap rnelakukan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hambatan yang bersifat internal dan hambatan dari sisi perundang-undangan, Polri dapat mengatasinya dengan melakukan koordinasi internal dan koordinasi antar instansi terkait lainnya. Terrorists in Indonesia are synonymous with bombing behavior. Whatever the purpose of the bombing behavior is certainly very detrimental to the community both in terms of life and property. Therefore, the existence of the North Sumatra Regional Police Gegana Satbrimob Wanteror Unit is very very important in handling the problem of this bomb threat. This thesis proposes the issue of how the position of North Sumatra Regional Police Gegana Satribob Wanteroror Unit in handling bomb threats, how the factors that irifl,uence the occurrence of bomb threats and how the obstacle of North Sumatra Police Gegana Satribob Wanteroror U11it in handling bomb threats. This research is directed to normative juridical legal research, or doctrinaire which is also referred to as library research or document study, because more is done on secondary data in the library. The results of the research and discussion explain the position of North Sumatra Regional Police Satisfob Wanteror('r Unit is one of the units contained in North Sumatra Regional Police Satbrimob acting in the prosecution of suspected criminal acts of terrorism is one of the action teams in the event of terrorism, where the action team is a series of forced efforts that include penetration, paralysis, staging, search and seizure of evidence carried out based on sufficient initial evidence of suspected terrorism crimes. The factors that influence the occurrence of bomb threats are the perception of distributive, procedural, and interactional injustices that occur in Indonesia, the existence of communities that support or foster perceptions of radicalism, ingroup-outgroup polarization, namely terrorists tend to have a positive bias towards their own group (ingroup) and vice versa has a negative bias towards outgroup groups, heuristic bias experienced by perpetrators of acts of terrorism and disappointment with the practice of a democratic system. The obstacle of the North Sumatra Regional Police Commanders Wanteroror Unit in handling bomb threats, especially external obstacles are not all solutions can be done, but to answer these external barriers, the National Police, especially the North Sumatra Regional Police Wanteroror Gegana Satribob Unit continues to carry out its duties and functions based on applicable legislation with continue to uphold human rights. Internal obstacles and constraints in terms of legislation, the National Police can overcome them by conducting internal coordination and coordination between other relevant agencies.