Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/19582
Title: | Pengaruh Kombinasi Cangkang Kemiri dengan Tempurung Kelapa terhadap Nilai Kalor Briket |
Other Titles: | Effect of Combination of Candlenut Shells and Coconut Shells on the Calorific Value of Briquettes |
Authors: | Sihombing, Verianto |
Keywords: | biomassa;cangkang kemiri;tempurung kelapa;nilai kalor briket;biomass;pecan shell;coconut shell;calorific value briquettes |
Issue Date: | 20-Jan-2023 |
Publisher: | Universitas Medan Area |
Series/Report no.: | NPM;178130012 |
Abstract: | Permintaan energi di dunia terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari makhluk hidup yang meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan produk sampingnya seperti sampah kebun, hasil panen dan sebagainya. Menurut laporan dari International Energi Agency (IEA), biomassa dapat menyediakan 30% dari suplay energi utama di beberapa Negara berkembang dan dapat menghemat bahan bakar fosil. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi, dan konversi biokimiawi. Selain dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar padat, biomassa juga dapat diolah menjadi berbagai jenis biofuel. Biofuel dapat di produksi dalam tiga jenis yang berbeda yaitu: padat (biochar), cair (bioethanol, biodiesel) dan gas (biohidrogen, biogas). Cangkang kemiri diperoleh dari hasil pengolahan biji kemiri. Dari setiap kilogram biji kemiri akan dihasilkan 30% inti dan 70% tempurung. Pada penelitian ini akan disintesis karbon dari kulit kemiri, dengan memperhatikan komponen kimianya seperti hemiselulosa 49,22 % dan lignin 54,46 %. Arang tempurung kemiri yang sudah dijadikan briket sudah memiliki nilai kalor sebesar 7.958,33 kal/gr. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esmar, menyebutkan bahwa komposisi kimia tempurung kelapa terdiri dari 74,3% C (Karbon), 21.9% O (Oksigen), 0.2% Si (Silikon), 1.4% K (Potasium), 0.5% S (Sulfur), 1.7% P (Phosphor). Briket adalah bahan bakar yang dipadatkan dan dibentuk dalam cetakan. Hasil data analisis diperoleh menggunakan Minitab20 dengan optimasi produk dengan metode Taguchi. Nilai LHV optimum briket yang direkomendasikan Taguchi didapat dari briket variasi campuran level 2 yaitu 65% arang cangkang kemiri dan 25% arang tempurung kelapa dengan konsentrasi perekat 10%, didapat kalor sebesar 23884,252 kJ/kg terhadap uncontrol factor yaitu kecepatan angin 0,5 m/s, temperatur lingkungan 37,4 °C, dengan kelembaban udara 46% sedangkan pada pengamatan pengujian di labolatorium nilai LHV optimum berada pada briket variasi campuran level 3 dengan perolehan nilai sebesar 32054,208 kJ/kg dengan variasi campuran yaitu 45% cangkang kemiri dan 45% arang tempurung kelapa dengan konsentrasi perekat 10% tepung kanji. The world's energy demand continues to increase with population growth and economic growth. Biomass is a renewable energy source obtained from living organisms including plants, animals, and by-products such as garden waste, crops. The International Energy Agency (IEA) reports that biomass provides 30% of the primary energy supply and saves fossil fuels in some developing countries. In general, technologies for converting biomass into fuels can be divided into three areas: direct combustion, thermochemical conversion, and biochemical conversion. Biomass can be used directly as a solid fuel as well as processed into various types of biofuels. Biofuels can be produced in three different ways: solid (biochar), liquid (bioethanol, biodiesel) and gaseous (biohydrogen, biogas). Candlenut shells are obtained by processing candlenut seeds. Each kilogram of candlenut seed produces 30% core and 70% husk. In this study, carbon is synthesized from hazelnut shells, considering their chemical composition as 49.22% hemicellulose and 54.46% lignin. Candles processed into briquettes The charcoal obtained from his nut shells already has a calorific value of 7,958.33 calories/gram. According to a study by Esmar, the chemical composition of coconut shell is said to be C (carbon) 74.3%, O (oxygen) 21.9%, Si (silicon) 0.2%, 1.4%. increase. K (potassium), 0.5% S (sulphur), 1.7% P (phosphorous). A briquette is a fuel that has been compacted and molded in a mold. Analytical data results were determined using Minitab20 with product optimization according to the Taguchi method. The optimal LHV value for briquettes recommended by Taguchi was obtained from briquettes with mixed variation level 2: 65% candlenut shell charcoal and 25% coconut shell charcoal, 10% adhesive concentration, 23884.252 kJ/kg calorific value. While the uncontrolled factors, i.e. wind speed of 0.5 m/s, ambient temperature of 37.4 °C and humidity of 46%, laboratory test observations show that the briquettes with level 3 mixing variation at a value of 32054.208 kJ/kg. The optimal LHV value was a mixed variation of 45% shell candlenut and 45% coconut shell char with an adhesive concentration of 10%. |
Description: | 56 Halaman |
URI: | https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/19582 |
Appears in Collections: | SP - Mechanical Engineering |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
178130012 - Verianto Sihombing - Fulltext.pdf | Cover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography | 1.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
178130012 - Verianto Sihombing - Chapter IV.pdf Restricted Access | Chapter IV | 267.41 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.