Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Konsumsi Tahu Rumah Tangga di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

Abstract

Penelitian ini didasari oleh teori yang menyebutkan bahwa semakinn tinggi pendapatan maka jumlah konsumsi pangannya akan semakin rendah, namun pada hakikatnya pendapatan rumah tangga yang tinggi tidak menurunkan jumlah konsumsi tahu di daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konsumsi tahu; untuk menganalisis pengaruh selera masyarakat, jumlah pendapatan masyarakat, dan etnik masyarakat terhadap jumlah konsumsi tahu rumah tangga di daerah penelitian. Metode survei merupakan teknik riset dimana informasi yang dikumpulkan dengan menyerbarkan koesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata – rata jumlah sebesar 13,00kg/rumah tangga/bulan dengan jumlah tertinggi sebesar 36,00 kg/rumah tangga/bulan dan yang terendah sebesar 5,20 kg/rumah tangga/bulan. Sedangkan untuk biaya konsumsi tahu per rumah tangga, dari seluruh sampel di peroleh rata – rata biaya konsumsi tahu sebesar Rp. 133.773/bulan/rumah tangga, dengan biaya konsumsi tahu tertinggi Rp. 360.000/bulan/rumah tangga sedangkan yang terendah biaya konsumsi tahu sebesar Rp. 60.000/bulan/rumah tangga; untuk ketiga variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah konsumsi tahu rumah tangga ialah variabel Selera (X1) untuk variabel pendapatan (X2) tidak bepengaruh secara signifikan dan untuk variabel Etnik (X3) hampir berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah konsumsi tahu rumah tangga di kecamatan rambutan kota tebing tinggi. This research is based on a theory which states that the higher the income, the lower the amount of food consumption, but in essence high household income does not reduce the amount of tofu consumption in the study area. This study aims to analyze the level of consumption of tofu; to analyze the effect of people's tastes, the amount of people's income, and people's ethnicity on the amount of household consumption of tofu in the study area. The survey method is a research technique in which information is collected by distributing questionnaires. The number of respondents in this study were 60 households. Based on the research results, it is known that the average amount is 13.00 kg/household/month with the highest amount being 36.00 kg/household/month and the lowest being 5.20 kg/household/month. As for the cost of tofu consumption per household, from all samples, the average cost of tofu consumption was Rp. 133,773/month/household, with the highest tofu consumption cost of Rp. 360,000/month/household while the lowest consumption cost is Rp. 60,000/month/household; for the three independent variables that have a significant effect on the amount of household consumption of tofu, namely the variable Taste (X1) for the income variable (X2) it does not have a significant effect and for the ethnic variable (X3) it almost has a significant effect on the amount of household consumption of tofu in the rambutan district high cliff city.