Perbedaan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Ditinjau Dari Budaya Dan Jenis Kelamin

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan subjektif antara mahasiswa budaya Jawa dan Batak serta jenis kelamin di Universitas Medan Area. Subjek penelitian adalah mahasiswa di Universitas Medan Area yang berjumlah 40 orang. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen kesejahteraan subjektif yang terdiri dari 51 item. Analisis data menggunakan teknik Anava 2 Jalur. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada perbedaan kesejahteraan subjektif antara mahasiswa budaya Jawa dan Batak. Hal ini dibuktikan dengan nilai atau koefisien perbedaan Anava F = 63 ,997 dengan p < 0,05. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini ditolak, yaitu tidak terdapat perbedaan kesejahteraan subjektif mahasiswa laki-laki dan perempuan, hasil ini diketahui dari F = 1,200 dengan p = 0,027 > 0,050. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini ditolak, yaitu tidak ada perbedaan kesejahteraan subjektif antara mahasiswa laki-laki dan perempuan hal ini diketehui dari F = 0,266 dengan p = 0,609 > 0,050. Selanjutnya dilihat dari perhitungan mean hipotetik dan mean empirik serta standart deviasinya diketahui bahwa mahasiswa suku Jawa dalam kategori kesejahteraan subjektif tinggi, mahasiswa suku Batak dalam kategori kesejahteraan subjektif rendah. Mahasiswa lakilaki dan perempuan suku Jawa dalam kategori kesejahteraan subjektif sedang, mahasiswa laki-laki dan perempuan suku Batak dalam kategori kesejahteraan subjektif sedang. This study aims to determine differences in subjective well-being between students of Javanese and Batak culture and gender at Medan Area University. The research subjects were 40 students at the University of Medan Area. The measuring instrument used is a subjective well-being instrument consisting of 51 items. Data analysis using 2-way Anava technique. Based on data analysis, it was found that the first hypothesis proposed in this study was accepted, namely there was differences in subjective well-being between students of Javanese and Batak culture. This matter evidenced by the value or coefficient of difference in Anava F = 63.997 with p <0.05. The second hypothesis proposed in this study was rejected, that is, it does not exist differences in the subjective well-being of male and female students, these results are known from F = 1.200 with p = 0.027 > 0.050. The third hypothesis proposed in the study this is rejected, ie there is no difference in subjective well-being between male students and women this is known from F = 0.266 with p = 0.609 > 0.050. Furthermore seen from the calculation of the hypothetical mean and empirical mean and standard deviation It is known that Javanese students are in the category of high subjective well-being, Batak ethnic students in the category of low subjective well-being. male student and Javanese women in the category of moderate subjective well-being, students Batak men and women in the category of moderate subjective well-being.