Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/21379
Title: Strategi Pemerintah Desa dalam Pembangunan Pertanian di Desa Hutapea Banuarea Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara
Other Titles: Strategy of Village Government in Agricultural Development in Hutapea Banuarea Village, Tarutung District, Tapanuli Utara District
Authors: Hutapea, Putra Sapta Mangasi
metadata.dc.contributor.advisor: Sembiring, Walid Musthafa
Deliana, Marlina
Keywords: strategi;pembangunan pertanian;desa hutapea banuarea;strategy;agricultural development;hutapea banuarea village
Issue Date: 2023
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;198510046
Abstract: Desa hutapea banuarea adalah nama suatu wilayah di kecamatan Tarutung kabupaten Tapanuli Utara, menurut beberapa tokoh masyarakat desa Hutapea Banuarea, Masyarakat Hutapea Banuarea pada mulanya tinggal di pearaja Tarutung, kemudian pindah ke desa Hutapea Banuarea sekarang ini, dikarenakan pada zaman penjajahan Belanda desa Pearaja dihuni oleh dua marga yaitu marga Hutapea dan marga Lumbantobing. Marga Hutapea dan Lumbantobing tersebut adalah abang adik dari Raja Hutatoruan. Dalam penelitian ini melihat strategi pemerintah desa dalam pembangunan pertanian dilihat menggunakan teori analisis SWOT oleh Freddy Rangkuti dengan empat indikator yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Penelitian ini menggunakan metodologi jenis kualitatif yang menggunakan teknik wawancara, obervasi, dan juga dokumentasi. Sebagai penguat, penelitian ini juga terdiri dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan, tujuan penelitian ini untuk mengetahui,strategi pemerintah desa dalam pembangunan pertanian, dan hasil penelitian ini dengan mengenai Strategi pemerintah desa dalam pembangunan pertanian desa Hutapea Banuarea Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara belum optimal karena masih hanya berfokus kepada pembagunan fisik saja, meskipun desa hutapea banuarea sudah menjadi desa pertanian baik dari hasil perkebunan maupun sawah, tetapi belum ada strategi khusus dalam pembagunan pertanian secara keseluruhan. Hal tersebut seharusnya menjadi penguat dalam strategi pembangunan pertanian desa hutapea banuarea dengan indikator kekuatan yang dimiliki bahwasanya yang menjadi potensi yang paling utama di desa hutapea banuarea adalah pada bidang pertanian, dimana pertanian yang paling utama pada desa ini adalah padi, Sementara indikator kelemahan pada strategi pembangunan pertanian di desa hutapea banuarea yaitu kurang nya partisipasi masyarakatnya dan sumber daya manusia masih rendah, adapun peluang yang dimiliki oleh desa hutapea banuarea lebih berkembang dan lebih maju dalam sektor pertanian dan itu akan meningkatan perekonomian masyarakat, dengan indikator ancaman yang dimiliki desa hutapea banuarea jika kualitas panen tidak maksimal maka kebutuhan masyarakat desa hutapea banuarea tidak akan terpenuhi. Hutapea Banuarea village is the name of an area in Tarutung sub-district, North Tapanuli district, according to several community leaders of Hutapea Banuarea village, the Hutapea Banuarea community originally lived in Pearaja Tarutung, then moved to the present Hutapea Banuarea village, because during the Dutch colonial era Pearaja village was inhabited by two clans namely the Hutapea clan and the Lumbantobing clan. The Hutapea and Lumbantobing clans are the brothers of King Hutatoruan. In this study, looking at the village government's strategy in agricultural development is seen using the SWOT analysis theory by Freddy Rangkuti with four indicators, namely strengths, weaknesses, opportunities and threats. This research uses a qualitative type methodology that uses interview techniques, observation, and also documentation. As a reinforcement, this research also consists of key informants, main informants and additional informants, the purpose of this research is to find out, the village government's strategy in agricultural development, and the results of this study regarding the village government's strategy in agricultural development in the village of Hutapea Banuarea, Tarutung District, North Tapanuli Regency not optimal because it still only focuses on physical development, even though Hutapea Banuarea Village has become an agricultural village for both plantation and rice fields, but there is no specific strategy for overall agricultural development. This should be a reinforcement in the Hutapea Banuarea village agricultural development strategy with indicators of its strength that the most important potential in Hutapea Banuarea village is in the agricultural sector, where the most important agriculture in this village is rice, while indicators of weakness in the development strategy agriculture in the village of Hutapea Banuarea, namely the lack of community participation and human resources is still low, while the opportunities owned by the village of Hutapea Banuarea are more developed and more advanced in the agricultural sector and this will increase the community's economy, with indicators of the threat that the village of Hutapea Banuarea has if the quality If the harvest is not optimal, the needs of the Huatapea Banuarea village community will not be met.
Description: 79 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/21379
Appears in Collections:SP - Government Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
198510046 - Putra Sapta Mangasi Hutapea - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography1.48 MBAdobe PDFView/Open
198510046 - Putra Sapta Mangasi Hutapea - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV599.92 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.