Hubungan Penyesuian Diri dengan Penyelesaian Masalahpada Remaja Putri yang Menikah Dini di Desadwi Kora, Setiabudi, Kota Medan

Abstract

Pernikahan dini berdampak buruk bagi kesehatan remaja perempuan, serta dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi hingga 30%. Selain itu, pernikahan dini memberi dampak psikologis, kesehatan, dan dampak lainnya. Penyelesaian masalah perkawinan anak terletak pada kenyataan bahwa harus dimulai secara mendalam, dimulai dengan ruang budaya yang luas dan undang-undang yang ada, institusi yang terkait, hingga ke norma sosial yang paling rendah, yaitu keluarga. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian menunjukkan bahwa analisis korelasi rxy = 0.830 dengan nilai p = 0,000 < 0,05 diketahui adanya hubungan yang positif antara pensuian diri dengan penyelesaian masalah pada remaja putri yang menikah dini. Sumbangan efektif penyesuaian diri sebesar 69.3% pada penyelesaian masalah dan sisanya 31.7%. Dimana faktor lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang dimaksud seperti pola asuh orang tua, dukungan sosial, wawasan sosial, penerimaan diri, perspektif diri, konsep diri yang stabil, pendidikan serta setiap keberhasilan yang pernah diraih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penyesuaian diri terhadap penyelesaian masalah pada remaja putri yang menikah dini di desa Dwikora Setia Budi Medan. Early marriage has a negative impact on the health of adolescent girls, and can increase the risk of maternal and infant mortality by up to 30%. Apart from that, earlymarriage has psychological, health and socio-economic impacts. Solving the problemof child marriage lies in the fact that it must be initiated in depth, starting with the broad cultural space and existing laws, related institutions, down to the lowest social norms, namely the family. The type of research used in this research is quantitative research with a descriptive approach. Based on the results of the analysis anddiscussion of the research, it shows that the correlation analysis rxy = 0.830 with a value of p = 0.000 <0.05 is known to have a positive relationship between self- adjustment and problem solving in young women who marry early. The effective contribution of self-adjustment is 69.3% in problem solving and the remaining 31.7%. Where other factors are influenced by other factors not discussed in this research. Other factors referred to include parenting, social support, social insight, self- acceptance, self-perspective, stable self-concept, education and any successes that have been achieved. So it can be concluded that there is a relationship of self- adjustment to problem solving in young women who marry early in the village of Dwikora Setia Budi Medan.