Penerapan Alat Bukti Visum Et Repertum Oleh Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan TerhadapTindakan Pembunuhan Berencana (Studi Putusan : Nomor: 1610/Pid.B/2021/PN Mdn)

Abstract

Salah satu dari sekian banyak upaya dan sarana yang dilakukan oleh Para dokter, dokter ahli atau kedokteran kehakiman ( forensik ) dalam membantu menjernihkan suatu perkara pidana dari salah satu aspeknya adalah visum et repertum yaitu yang dikenal dalam bidang ilmu kedokteran forensik, psikiatri/neurologi forensik dan kimia forensik. Visum et Repertum sebagai salah satu aspek peranan ahli dan atau satu aspek keterangan ahli; maka keterkaitan antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui pengaturan hukum mengenai alat bukti dalam sistem pembuktian perkara pidana dan Untuk mengetahui penerapan alat bukti visum et repertum oleh hakim dalam Menjatuhkan Putusan (Nomor:1610/Pid.B/2021/PNMdn).Menggunakan metode penelitian penelitian hukum normatif atau disebut juga dengan penelitian hukum kepustakaan atau penelitian yang melihat pada bahan pustaka (data sekunder). Penelitian hukum normatif sebagai suatu cara untuk membangun sistem norma tentang asas, norma, aturan hukum, perjanjian, dan doktrin, serta keputusan pengadilan.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hakim menerapkan sistem pembuktian perkara pidana di Indonesia dengan empat sistem pembuktian. Simpulan Penerapan Alat bukti visum et repertum oleh hakim menjatuhkan Putusan (Nomor:1610/Pid.B/2021/PN Mdn).Penerapan alat bukti visum et repertum dalam putusan untuk memperkuat alat bukti dalam terdapat dalam pasal 184 KUHAP. One of the many efforts and means carried out by doctors, expert doctors, or judicial medicine (forensics) in helping to clear up a criminal case from one of its aspects is the visum et repertum, which is known in forensic medicine, psychiatry/forensic neurology and forensic chemistry. Visum et repertum is one aspect of the expert's role and/or one of expert testimony, so the relationship between the two cannot be separated. The research aimed to know the legal regulations regarding evidence in the criminal case evidence system and to find out the application of post-mortem evidence by judges in making decisions (Number: 1610/Pid.B/2021/PNMdn). The study used normative legal research methods, also known as library legal research or research concerned with library materials (secondary data). Normative legal research is a way to build a system of standards regarding principles, norms, legal rules, agreements, doctrines, and court decisions. The research showed that judges applied evidence systems for criminal cases in Indonesia with four Systems of Evidence. Conclusion on the application of visum et repertum evidence by the judge in handing down the verdict (Number: 1610/Pid.B/2021/PN Mdn). The application of visum et repertum evidence in the decision to strengthen the evidence contained in article 184 of the Criminal Procedure Code.