Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/22403
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSipil-
dc.contributor.authorAndrian, Rifan-
dc.date.accessioned2023-12-18T02:49:22Z-
dc.date.available2023-12-18T02:49:22Z-
dc.date.issued2001-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/22403-
dc.description89 Halamanen_US
dc.description.abstractPerencanaan lapisan tambahan (Overlay Design) merupakan penentuan ketebalan dari lapisan aspal atau lapisan butir yang akan melapisi perkerasan yang ada. Selama beberapa tahun dalam perencanaan lapis tambahan aspal untuk perkerasan lentur didasarkan pada besamya lendutan yang terjadi. Data lendutan terjadi merupakan salah satu hal yang penting dalam mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan yang ada. Data lendutan tersebut didapatkan dari pengukuran dengan menggunakan alat Benkelman Beam. Tebal lapisan tambahan merupakan tebal lapisan yang dibutuhkan untuk mengurangi lendutan yang terjadi selama umur rencana sampai batas yang diizinkan. Dalam merencanakan tebal lapisan perkerasan kita mengenai Metoda Bina Marga sebagai pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umun, Direktorat Jendral Bina Marga dan pedoman yang berasal dari luar yaitu Metoda NAASRA (National Association of Australian State Road Authories) Australia. Dari kedua metode ini akan diperbandingkan dalam merencanakan tebal lapisan tambahan. Additional layer planning (Overlay Design) is determining the thickness of the asphalt layer or granular layer that will cover the existing pavement. For several years, planning for additional layers of asphalt for flexible pavement has been based on the amount of deflection that occurs. Data on deflections that occur is one of the important things in identifying existing deficiencies and needs. The deflection data was obtained from measurements using the Benkelman Beam tool. Additional layer thickness is the layer thickness required to reduce deflections that occur during the design life to the permitted limit. In planning the thickness of the pavement layer, we use the Highways Method as a guideline issued by the Department of Public Works, Directorate General of Highways and guidelines that come from outside, namely the Australian NAASRA (National Association of Australian State Road Authorities) Method. These two methods will be compared in planning the thickness of the additional layer.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;958110010-
dc.subjectpelapisan ulangen_US
dc.subjectjalan metoda binaen_US
dc.subjectmetoda naasraen_US
dc.subjectoverlayen_US
dc.subjectresurfacingen_US
dc.titlePerbandingan Perhitungan Pelapisan Ulang (Overlay) Jalan Metoda Bina dengan Metoda Naasra di Jalan Perbaungan - Pantai Cermin KM 10+00 - KM13+00en_US
dc.title.alternativeComparison of Overlay Calculations for Road Bina Method and Naasra Method on Perbaungan Road - Pantai Cermin KM 10+00 - KM13+00en_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:SP - Civil Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
958110010 - Rifan Andrian Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography4.49 MBAdobe PDFView/Open
958110010 - Rifan Andrian Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV2.18 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.