Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/22746
Title: Pusat Pembelanjaan di Kota Pematangsiantar dengan Pendekatan Neo Vernakular Simalungun
Other Titles: Shopping Center in Pematangsiantar City with a Neo Vernacular Simalungun Approach
Authors: Ramadhan, Indra Sakti
metadata.dc.contributor.advisor: Moerni, Saufa Yardha
Keywords: Pematangsiantar;Shopping Center;Neo Vernacular;Batak Simalungun;Oranamen;Pusat Perbelanjaan
Issue Date: 11-Sep-2023
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;198140034
Abstract: Pada tahun 2020, biaya per kapita di Kota Pematangsiantar meningkat menjadi Rp. 1.326 421, terdiri dari pengeluaran untuk makan sebesar Rp. 662.849, dan Rp 663.572. untuk pengeluaran selain makanan. Hal ini menunjukkan perlunya adanya peningkatan daya beli masyarakat pada aspek pangan dan non pangan sehingga perlu dilakukan penambahan sarana pelayanan perbelanjaan di Kota Pematangsiantar dilihat dari peningkatan pengeluaran non pangan dan pangan per kapita di Kota Pematangsiantar. Perancangan Pusat Perbelanjaan menggunakan pendekatan arsitektur Neo Vernakular Simalungun karena lokasi perancangan berada dilingkungan budaya batak Simalungun. Penerapan tema arsitektur Neo Vernakular pada Pusat Perbelanjaan di Kota Pematangsiantar mengadopsi transformasi dari oranamen dan bentuk atap rumah adat Bolon Simalungun. Metode perancangan pusat perbelanjaan modern mengacu pada metode perancangan menurut JC Jones yang terdiri dari beberapa yaitu ide, informasi, analisis, sintesis, evaluasi dan pada tahap ide. Selanjutnya Metode analisis data dimana data literatur mengenai objek kajian telah dirangkum berkenaan dengan prinsip-prinsip Arsitektur Neo Vernakular, Metode menyimpulkan data dimana Berbasis pada data sementara, mengenai objek kajian yang menerapkan arsitektur neo-vernakular. Oleh karena itu perlu membangun pusat perbelanjaan yang menampung semua fasilitas d In 2020, the cost per capita in Pematangsiantar City increased to Rp. 1,326 421, consisting of expenditure on food of Rp. 662,849, and Rp. 663,572. for expenditure other than food. This shows the need for an increase in people's purchasing power in food and non-food aspects so it is necessary to add shopping service facilities in Pematangsiantar City seen from the increase in non-food and food expenditure per capita in Pematangsiantar City. The design of the Shopping Center uses the Neo Vernacular Simalungun architectural approach because the design location is in the Simalungun Batak cultural environment. The application of the Neo Vernacular architectural theme to the Shopping Center in Pematangsiantar City adopts the transformation of the ornament and roof shape of the Bolon Simalungun traditional house. The method of designing a modern shopping center refers to the design method according to JC Jones which consists of several ideas, information, analysis, synthesis, evaluation, and the idea stage. Furthermore, the data analysis method where the literature data on the object of study has been summarized with regard to the principles of Neo-Vernacular Architecture, and the method of summarizing data where based on temporary data, regarding the object of study that applies neo-vernacular architecture. Therefore, it is necessary to build a shopping center that accommodates all facilities with the application of the Neo- Vernacular Architecture theme as a regional characteristic.
Description: 89 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/22746
Appears in Collections:SP - Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
198140034 - Indra Sakti Ramadhan - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV1.04 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
198140034 - Indra Sakti Ramadhan - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography2.66 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.