Kebijaksanaan Pemasaran dalam Usaha Meningkatkan Penjualan Pasang Baru Telepon pada PT. Telkom Medan

Abstract

PT Telkom Medan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero. Masalah yang dihadapi perusahaan ini adalah: kebijaksanaan pemasaran yang ditetapkan perusahaan perlu diterapkan sepenuhnya dalam pencapaian target penjualan pasang barn di PT Telkom Medan. Hipotesis penulis : jika kebijaksanaan pemasaran melalui 4P dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya, maka realisasi volume penjualau pasang barn PT Telkom akan dapat mencapai hasil yang optimal. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Metode analisis data yaitu metode deskriptif dan metode deduktif. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya perusahaan juga menghadapi kendala kendala yang perlu dituntaskan. Kendala-kendala itu menyangkut masalah belum dapatnya pihak PT. Telkom memberikan pelayanan atas pemasangan baru sambungan telepon. Hal ini dapat dilihat dari daftar tunggu yang semakin menumpuk dibgian pemasaran. PT Telkom Medan is a company operating in the field telecommunications services. This company is a State-Owned Enterprise in the form of a Persero. The problem faced by this company is: the marketing policy set by the company needs to be fully implemented in achieving the sales target for new installations at PT Telkom Medan. The author's hypothesis: if the marketing policy through 4P can be implemented as well as possible, then the realization of PT Telkom's new sales or installation volume will be able to achieve optimal results. The research methods used are library research and research field. Data analysis methods are descriptive methods and deductive methods. In carrying out its duties, the company also faces obstacles that need to be resolved. These obstacles relate to the problem of PT not yet being able to get it. Telkom provides services for installing new telephone connections. This can be seen from the increasingly piling up waiting lists in the marketing department.