Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/240
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSafitri, Yulia Nanda-
dc.date.accessioned2017-07-18T07:29:02Z-
dc.date.available2017-07-18T07:29:02Z-
dc.date.issued2016-10-07-
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/240-
dc.description.abstractTujuan penelitian ini untuk mengetahui penerimaan diri seorang ayah yang memiliki anak autisme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karakteristik responden penelitian adalah orang tua yang memiliki anak yang didiagnosis menyandang autisme, khususnya seorang ayah yang memiliki anak laki-laki yang autisme. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 2 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Awal terjadinya autisme pada kedua anak responden disebabkan karena anak tidak dapat berkomunikasi seperti anak normal seusianya pada umumnya terjadi pada anak responden 1 dan 2, penyebab terjadinya autisme pada anak responden 1 karena anak tidak mampu bersosialisasi dan komunikasi seperti anak-anak lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden 1 berada pada tahap friendship, responden 1 sudah mampu merangkul anaknya, memperhatikan anaknya, menerima setiap keterbatasan, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anaknya dan tidak menyalahkan siapapun atas kondisi yang dihadapinya, dapat menerima sepenuhnya kondisi anak mereka yang didiagnosis menyandang autisme. Responden 2 berada pada tahap allowing, responden 2 mau tidak mau harus menerima kondisi anaknya yang berbeda dengan anak lainnya. Responden 2 belum dapat menerima anaknya yang didiagnosis menyandang autisme sepenuhnya. Kedua responden memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi kepada anaknya dengan harapan anak mereka dapat menjadi anak yang lebih baik layaknya anak normal seusianya dan diterima dikhalayak umum dengan segala keterbatasan, kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Kedua responden cukup berperan serta dalam mencarikan sekolah, terapis untuk anak (klinik autis), sering menanyakan tentang bagaimana perkembangan anak kepada guru dan terapis, memperkaya pengetahuan dan mendampingi anak saat sekolah, melakukan terapi di klinik maupun di rumah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.subjectPenerimaan Dirien_US
dc.subjectAnak Autismeen_US
dc.titlePenerimaan Diri Seorang Ayah yang Memiliki Anak Autismeen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:SP - Psychology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
128600145_file1.pdfCover179.54 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file2.pdfAbstract274.37 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file3.pdfIntroduction180.1 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file4.pdfChapter I278.16 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file5.pdfChapter II422.53 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file6.pdfChapter III208.71 kBAdobe PDFView/Open
128600145_file8.pdfEnclousure1.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.