Perbedaan Cara Menghadapi Kecemasan antara Individu yang Memiliki Orientasi Religius Intrinsik dengan Individu yang Dimiliki Orientasi Religius Ekstrinsik pada Anggota Persekutuan Mahasiswa Kristen Universitas Medan Area

Abstract

Berdasarkan analisa data penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada perbedaan yang signifikan terhadap cara menghadapi kecemasan antara individu yang memiliki orientasi religius intrinsik dengan individu yang memiliki orientasi religius ekstrinsik, ( t= 4,886; p < 0,05 ). Dilihat dari rerata, temyata cara menghadapi kecemasan pada individu yang memiliki orientasi intrinsik lebih efektif (XA1 = 137, 133) daripada cara menghadapi kecemasan pada individu yang memiliki orientasi religius ekstrinsik (Xu= 122,567 ). Individu yang memiliki orientasi religius intrinsik cara menghadapi kecemasannya lebih baik atau etektif karena adanya unsur pengharapan pada Allah sebagai kekuatan atau pertolongan ketika menghadapi konflik atau segala sesuatu yang dapat rnembuat cemas. Based on the analysis of research data and discussions that have been put forward, then the following conclusions can be drawn: There are significant differences in how to deal with anxiety between individuals who have an intrinsic religious orientation with individuals who have extrinsic religious orientation, (t= 4.886; p < 0.05). Judging from the average, it turns out that way dealing with anxiety in individuals who have an intrinsic orientation is more effective (XA1 = 137, 133) rather than how to deal with anxiety in individuals who have it extrinsic religious orientation (Xu= 122.567). Individuals who have an intrinsic religious orientation how to deal Anxiety is better or more effective because there is an element of hope in Allah as strength or help when facing conflict or anything like that can cause anxiety.