Hubungan antara Kebutuhan Berafiliasi dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada Remaja di SMA Swasta Eria

Abstract

Pada dasamya penelitian ini bertujuan untuk melibat hubungan kebutuban berafiliasi dengan kemampuan interaksi sosial. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi kebutuban berafiliasi pada remaja maka semakin tinggi pula kemampuan interaksi sosialnya. Sebaliknya semakin rendah kebutuban berafiliasi maka semakin rendah pula kemampuan interaksi sosialnya. Subjek penelitian ini adalah remaja kelas X di SMA swasta ERIA. Penelitian ini disusun berdasarkan metode skala Likert dan Rating Scale dengan menggunakan skala kebutuban berafiliasi menurut Hill (dalam Tiska, 2012) yang terdiri dari 4 aspek yaitu: positive stimulation, emotional support, social comparison, dan attention. Penelitian ini juga menggunakan skala kemampuan interaksi sosial menurut Sarwono (2002) yaitu komunikasi, sikap, tingkah laku, dan norma sosial. Berdasarkan analisis data, maka diperoleb basil sebagai berikut : 1) tidak terdapat bubungan yang signifikan antara kebutuban berafiliasi dengan kemampuan interaksi sosial, dimana rxy = 0,147 ; p = 0.225 > 0,050. Berdasarkan basil penelitian ini, maka bipotesis yang diajukan dinyatakan ditolak. 2) babwa kebutuhan berafiliasi para remaja tergolong tinggi, sebab nilai rat-rata empirik (131,4143) lebib besar daripada nilai rata-rata bipotetiknya (100,00) dan kemampuan interaksi sosial remaja tergolong sedang sebab nilai rata-rata empirik (38,2143) lebih besar dari pada nilai rata-rata bipotetiknya (33,00) dan selisihnya kurang dari SD/SB.