Peranan Advokat dalam Membela Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan di Kota Medan (Studi Kasus di LBH dan Polsek Medan Baru)

Abstract

Maraknya mafia peradilan di dunia hukum Indonesia dapat dikatakan telah berada pada tahap yang sangat kronis. Semua unsur aparat penegak hukum berada pada stigma tidak lagi kebal terhadap racun korupsi. Dalam ranah hukum, seorang advokat mempunyai tugas yaitu membela tersangka bukan terpidana. Sebab menurut KUHAP Pasal 1 butir (22), tersangka ada1ah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah seseorang itu bersalah atau tidak, maka digelarlah proses persidangan. Apa jadinya dunia ini jika seseorang yang belum diadili dan masih diduga bersalah dan langsung dijatuhi hukuman. Tentu umat manusia akan mengalami zaman purba yang penuh dengan anarki, siapa yang kuat maka dialah yang selalu benar. Penasehat hukum dalam kasus anak nakal, biasanya pembelaan yang dilakukan selalu menuntut kepada majelis hakim hukuman yang seringan-ringannya. Advokat dalam membuat pembelaannya tetap memperhatikan laporan yang disampaikan oleh Petugas Ba1ai Pemasyarakatan Anak (BAPAS), khusus faktorfaktor penyebab anak menjadi nakal atau jahat. Setiap pemeriksaan siding anak wajib dihadiri oleh Penasehat Hukum. Apabila tanpa kehadiran Penasehat Hukum pemeriksaan sidang anak tidak sah secara hukum, apalagi bila anak nakal dalam proses pemeriksaan di pengadilan tidak didampingi oleh Penasehat Hukum. Dalam pemeriksaan tersangka atau terdakwa anak, terus berlangsung dengan suasana kekeluargaan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan didampingi oleh Penasehat Hukum . atau orangtua/wali/orangtua asuh, dengan demikian pemeriksaan dapat dijamin akan berjalan dengan suasana kekeluargaan serta tanpa paksaan terhadap anak. Hak-hak anak dalam proses peradi1an dipahami sebagai suatu perwujudan keadilan. Keadilan dalam hal ini adalah suatu kondisi yang seyiaqp anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya secara seimbang (yang mengembangkan manusia seuuhnya yang berbudi luhur). Standar peradilan anak agar efektif dan adil harus memenuhi persyaratan antara lain bahwa hakim dan stafuya harus mampu menerapkan pelayanan secara individual dan tidak menghukum. It can be said that the rise of the judicial mafia in the world of Indonesian law has reached a very chronic stage. All elements of law enforcement officers are under the stigma of no longer being immune to the poison of corruption. In the realm of law, an advocate has the task of defending the suspect is not a convict. Because according to KUHAP Article 1 point (22), the suspect there is a person who, because of his actions or circumstances, is based on evidence at first it is appropriate to be suspected of being the perpetrator of a criminal act. Therefore, for to prove whether someone is guilty or not, then a process is held the judge. What would this world be like if someone had not yet been tried and was still... presumed guilty and immediately sentenced. Of course humanity will experienced ancient times full of anarchy, whoever was strong was him which is always true. Legal advisor in cases of delinquent children, usually the defense carried out always demands from the panel of judges the lightest possible punishment. The advocate in making his defense still pays attention to the report delivered by the Children's Correctional Assistance Officer (BAPAS), specifically the factors causes children to become naughty or evil. Every child hearing must be attended by a Legal Advisor. If without the presence of a Legal Advisor for a child hearing is not legally valid, especially if naughty children are unaccompanied in the court examination process by Legal Advisor. When examining suspects or child defendants, continue takes place in a family atmosphere. The inspection should be carried out with accompanied by a Legal Advisor. or parent/guardian/foster parent, with In this way, the examination can be guaranteed to run in a family atmosphere and without coercion against children. Children's rights in the judicial process are understood as an embodiment justice. Justice in this case is a condition that children deserve carry out their rights and obligations in a balanced manner (which develops a fully virtuous human being). Juvenile justice standards to be effective and fair must meet the requirements, among others, that the judge and his staff must be capable implementing services individually and not punitively.