Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/24651
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSuhatrizal-
dc.contributor.advisorTrisna, Wessy-
dc.contributor.authorFahisar, Jepriadi-
dc.date.accessioned2024-07-16T06:53:44Z-
dc.date.available2024-07-16T06:53:44Z-
dc.date.issued2015-08-01-
dc.identifier.urihttps://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/24651-
dc.description75 Halamanen_US
dc.description.abstractPerikanan merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Indonesia yang sebagian tinggal di pesisir pantai. Sehingga banyak orang yang bergantung pada bidang ini. UU nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dibuat demi pelaksanaan penegakan hukum di bidang perikanan dan dapat memberikan kejelasan dan kepastian atas segala tindak pidana dan untuk mendorong percepatan dinamika pembangunan yang menganut azas pengelolaan perikanan bertanggung jawab.Dunia perikanan taut merupakan kegiatan pengeksploitasian taut dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh hukum dan peraturan yang berlaku secara Internasional, Permasalahan dalam penelitian m1 adatah Bagaimana faktor penyebab anak melakukan tindak pidana illegal fishing,dan Bagaimana upaya penanggulangan anak sebagai pelaku illegal fishing. Untuk menjawab permasatahan maka yang digunakan sebagai dasar datam penangkapan Anak adalah Pasat 16 KUHAP yang menyatakan bahwa tujuan penangkapan tersangka adatah untuk kepentingan penyetidikan dan penyidikan. Sedangkan datam Pasat 17 KUHAP, ditegaskan bahwa perintah penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras metakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup. Berdasarkan hasit penetitian yang dilakukan oteh UNAIR pada tahun 2003 ada beberapa faktor yang menjadi penyebab anak metakukan tindak pidana yaitu : kondisi ekonomi yang tidak mampu (74,71%), pendidikan rendah (72,76%), tingkungan pergaulan dan masyarakat yang buruk (68,87%), dan yang terakhir karena lingkungan keluarga yang tidak harmonis (66,15%). Dari hasil penelitian ini penyebab utama yang paling besar adalah karena kondisi ekonomi yang tidak mampu dengan presentase sebanyak 74,71%. Kondisi ekonomi yang tidak mampu memang bisa membuat anak berbuat jahat apabita imannya kurang dan keinginannya akan sesuatu tak terpenuhi oteh orang tuanya, tindakan yang dilakukannya bisa berbentuk pencurian benda yang di inginkannya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Medan Areaen_US
dc.relation.ispartofseriesNPM;118400164-
dc.subjecttinjauan yuridisen_US
dc.subjectanak sebagai pelaku tindak pidana /legal fishingen_US
dc.subjecttidak memiliki surat izin usaha perikanan ( siup) putusan no : 21/pid.sus.p/2013/pn.mdnen_US
dc.subjectjudicial reviewen_US
dc.subjectchildren as perpetrators of criminal acts/legal fishingen_US
dc.subjectdoes not have a fishing business permit (siup) decision no: 21/pid.sus.p/2013/pn.mdnen_US
dc.titleTinjauan Yuridis terhadap Anak sebagai Pelaku Tindak Pidana /Legal Fishing yang tidak Memiliki Surat Izin Usaha Perikanan ( SIUP) Putusan No : 21/Pid.Sus.P/2013/Pn.Mdnen_US
dc.title.alternativeJuridical Review of Children as Perpetrators of Criminal/Legal Fishing Who Do Not Have a Fishing Business License (SIUP) Decision No: 21/Pid.Sus.P/2013/Pn.Mdnen_US
dc.typeSkripsi Sarjanaen_US
Appears in Collections:SP - Criminal Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
118400164 - Jepriadi Fahisar - Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, Bibliography4.67 MBAdobe PDFView/Open
118400164 - Jepriadi Fahisar - Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV1.08 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.