Analisis Economic Order Quantity untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku Gula Merah Nira Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) (Studi Kasus: Pengrajin Gula Merah di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui economic order quantity untuk menentukan persediaan, bahan baku gula merah nira kelapa sawit (elaeis guineensis jacq). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat studi lapangan (filed research). Pengumupan data pada penelitian ini meliputi wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis data temuan, penelitian ini menggunakan economice order quantity yang meliputi analisis kebutuhan bahan baku, analisis pembelian bahan baku, analisis total biaya persediaan bahan baku, analisis reorder point. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa berdasarkan peramasalan kebutuhan bahan baku menggunakan metode trend projection diperoleh persamaaan Y = 1.021,218 + 5,24 X. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diramalkan kebutuhan bahan baku untuk tahun 2023 pada setiap bulannya. Pengendalian persediaan bahan baku oleh pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit di daerah penelitian belum efisien. Biaya persediaan bahan baku pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit di daerah penelitian pada tahun 2020 sebesar Rp 1.226.450.300, dimana jika dilakukan pengendalian persediaan dengan EOQ hanya sebesar Rp 855.051.790, sehingga terjadi penghemaatan sebesar 30,28 %. Biaya persediaan bahan baku pada tahun 2021 sebesar Rp 1.596.142.300, dengan menggunakan EOQ hanya sebesar Rp 1.121.754.126, sehingga terjadi penghematan sebesar 29,72 %. Biaya persediaan bahan baku pada tahun 2022 sebesar Rp 1.739.385.996, dimana menurut EOQ hanya sebesar Rp 1.215.172.608, sehingga terjadi penghematan sebesar 30,14 %. Biaya persediaan yang dikeluarkan pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 1.596.142.300, pada tahun 2021 sebesar Rp 1.596.142.300,- dan pada tahun 2022 sebesar Rp 1.739.385.996. Penerapan metode EOQ oleh pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit di daerah penelitian menghasilkan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan metode yang selama ini diterapkan oleh pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit di daerah penelitian. Pemesanan kembali (reorder point) pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit pada tahun 2020 pada saat persediaan bahan baku sebesar 563,95 m3. Pada tahun 2021 penngrajin gula merah harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 559,45 m3 dan pada tahun 2022 pengrajin gula merah dari nira kelapa sawit harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 544,60 m3. This research aims to determine the economic order quantity to determine supplies, raw materials for palm palm sap brown sugar (elaeis guineensis jacq). This research is quantitative descriptive research in the nature of a field study (filed research). Data collection in this research includes interviews and documentation. In analyzing the data findings, this research uses economic order quantity which includes analysis of raw material requirements, analysis of raw material purchases, analysis of total raw material inventory costs, analysis of reorder points. The results of this research show that based on forecasting raw material requirements using the trend projection method, the equation Y = 1,021.218 + 5.24 Control of raw material supplies by brown sugar craftsmen from palm oil sap in the research area is not yet efficient. The cost of supplying raw materials for brown sugar craftsmen from palm oil sap in the research area in 2020 was IDR 1,226,450,300, where if inventory control was carried out with EOQ it was only IDR 855,051,790, resulting in savings of 30.28%. Raw material inventory costs in 2021 are IDR 1,596,142,300, using EOQ it is only IDR 1,121,754,126, resulting in savings of 29.72%. Raw material inventory costs in 2022 are IDR 1,739,385,996, which according to EOQ is only IDR 1,215,172,608, resulting in savings of 30.14%. The inventory costs incurred by brown sugar craftsmen from palm sap in 2020 amounted to IDR 1,596,142,300, in 2021 it amounted to IDR 1,596,142,300,- and in 2022 it amounted to IDR 1,739,385,996. The application of the EOQ method by brown sugar craftsmen from palm oil sap in the research area results in cheaper costs when compared to the method currently applied by brown sugar craftsmen from palm oil sap in the research area. Reorder points for brown sugar craftsmen from palm oil sap in 2020 when raw material supplies amounted to 563.95 m3. In 2021 brown sugar craftsmen must reorder when raw material supplies are 559.45 m3 and in 2022 brown sugar craftsmen from palm sap must reorder when raw material supplies are 544.60 m3.