Psychological Well-Being pada Istri Kedua dalam Pernikahan Poligami

Abstract

Poligami banyak digunakan untuk mengacu pada praktik laki-laki yang menikah lebih dari satu istri.Pihak istri kedua seringkali mengalami dampak negatif dari pemikahan poligami, seperti pandangan negatif dari masyarakat, konflik dalam keluarga, persaingan dengan istri pertama, dampak sosial, serta kekerasan dalam rumah tangga (Mulia, 2004; Nurohmah, 2003). Masalah yang dihadapu istri kedua tersebut merupakan pengalaman hidup yang akan mempengaruhi kondisi psychological well-being mereaka. Penelitia menggunakan pendekatan kualitatif dan menghimpun infromasi dari dua orang wanita yang menjadi istri kedua. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah wanita yang menjadi istri kedua dalarn pemikahan poligami memiliki gambaran psychological well-being yang bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological wellbeing pada istri kedua dalarn pemikahan poligami adalah faktor dukungan sosial, mekanisme evaluasi diri, variabel kepribadian, religiusitas, serta beberapa faktor lain seperti motivasi pemikahan, pemahaman mengenai poligami, serta antisipasi terhadap konsekuensi sebagai istri kedua.