Psychological Well Being pada Istri yang Dipoligami

Abstract

Poligami banyak digunakan untuk mengacu pada praktik laki-laki yang menikahi lebih dari satu istri. (Husein~ 2007). Pihak istri seringkali mengalami dampak negatif dari pernikahan poligami, konflik dalam keluarga, persaingan dengan istri pertama, dampak sosial, keadilan suami serta kekerasan dalam rumah tangga (Mulia, 2004; Nurohmah. 2003). Masalah yang dihadapi istri merupakan pengalaman hidup yang ak:an mempengaruhi kondisi phycological well-being mereka. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan menghimpun informasi dari tiga orang istri yang dipoligami. Dua orang berstatus istri pertama dan satu orang status istri kedua. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah istri yang dipoligami memiliki gambaran phycological well-being yang bevariasi. Dua diantara tiga istri memiliki kualitas phycological well-being yang cukup baik. Sedangkan satu istri memiliki tingkat phycological well-being yang kurang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi phycological well-being pada istri yang dipoligami adalah faktor demografis, dukungan sosial, locus of control dan religiusitas.