Model Peran Penyuluh Terhadap Produktivitas Melalui Pemahaman Pengelolaan Organisme Penganggu Tanaman Berkelanjutan dan Kapabilitas Petani pada Pertanian padi Sawah Kawasan Perkebunan di Kabupaten Asahan

Abstract

Produksi dan produktivitas padi di Indonesia sejak tahun 2015 cenderung mengalami penurunan. Sumatera Utara diketahui mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi padi karena merupakan salah satu produsen padi terbesar di Indonesia dengan share sebesar 4,807% dari total produksi nasional. Di sisi lain, pertanian padi sawah di kawasan perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa di Kabupaten Asahan memiliki peranan yang vital dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal serta sebagai sumber pendapatan bagi petani. Untuk menjaga keberlanjutan pertanian padi sawah di kawasan perkebunan tersebut, diperlukan upaya pengelolaan yang berkelanjutan. Salah satu kendala yang ditemukan adalah organisme penganggu tanaman (OPT) yang menimbulkan kerugian secara ekonomis dan hambatan untuk produksi komoditas padi sawah. Sehingga langkah yang dapat diambil adalah memperkuat peran penyuluh pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh sebagai motivator, edukator, fasilitator dan komunikator terhadap pemahaman pengelolaan OPT dalam rangka peningkatan produktivitas padi sawah di Kabupaten Asahan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Stratified Proportional Random Sampling. Adapun kecamatan yang menjadi objek penelitian adalah Kecamatan Rawang Panca Arga, Sei Kepayang dan kecamatan Meranti dengan total populasi adalah 5.413 petani. Analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) untuk menguji hipotesis mengenai hubungan langsung maupun tidak langsung antara variabel yang diamati. Hasil analisis menunjukkan bahwa peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan OPT dan kapabilitas petani, namun tidak berpengaruh langsung pada produktivitas pertanian. Meskipun demikian, peran penyuluh secara tidak langsung mempengaruhi produktivitas melalui peningkatan kapabilitas petani. Penyuluh membantu petani dalam memahami praktik pengelolaan OPT yang efektif, memberikan informasi tentang teknologi pertanian terbaru, dan melatih petani menentukan strategi pengendalian hama yang berkelanjutan. Namun, tantangan seperti kurangnya jumlah dan kesesuaian kompetensi penyuluh dengan pekerjaannya masih menjadi kendala yang perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan. Langkah-langkah strategis seperti peningkatan jumlah penyuluh yang sesuai dengan kebutuhan, kolaborasi antar lembaga, dan integrasi teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas kegiatan penyuluhan. Sumatra is known to have the potential to increase rice production because it is one of the largest rice producers in Indonesia with a share of 4.807% of total national production. On the other hand, lowland rice farming in the oil palm, rubber, cocoa and coconut plantation areas in Asahan Regency has a vital role in meeting local food needs as well as being a source of income for farmers. To maintain the sustainability of paddy rice farming in the plantation area, sustainable management efforts are needed. One of the obstacles found is plant pest organisms (OPT) which cause economic losses and obstacles to the production of lowland rice commodities. So the steps that can be taken is to strengthen the role of agricultural extension workers. This study aims to determine the role of extension agents as motivators, educators, facilitators and communicators in the implementation of OPT management in order to increase lowland rice production in Asahan Regency The sampling method used is the Stratified Proportional Random Sampling method. The sub-regency that became the object of research were Rawang Panca Arga, Sei Kepayang and Meranti sub-regency with a total population of 5.413 farmers. The analysis used is Partial Least Square (PLS) to test the hypothesis regarding the direct or indirect relationship between the observed variables. The analysis results indicate that the role of agricultural extension workers has a significant influence on the management of plant pests and diseases (OPT) and farmers' capabilities, but it does not directly affect agricultural productivity. However, the extension workers indirectly affect productivity through improving farmers' capabilities. Extension workers assist farmers in understanding effective OPT management practices, provide information on the latest agricultural technologies, and train them in sustainable pest control strategies. However, challenges such as insufficient numbers and inadequate competencies of extension workers remain obstacles that need to be addressed to enhance the effectiveness of extension services. Strategic measures such as increasing the number of extension workers to meet demand, fostering collaboration among institutions, and integrating information technology are expected to improve the quality of extension activities.