Please use this identifier to cite or link to this item: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/25702
Title: Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Bawang Merah (Allium Cepa L) di Desa Silalahi I Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi
Other Titles: Analysis of Income and Feasibility of Red Onion Farming (Allium Cepa L) in Silalahi I Village, Silahisabungan District, Dairi Regency
Authors: Siallagan, Rinanda
metadata.dc.contributor.advisor: Harahap, Gustami
Keywords: bawang merah;usahatani;pendapatan;kelayakan;shallots;farming;income;feasibility
Issue Date: May-2024
Publisher: Universitas Medan Area
Series/Report no.: NPM;198220096
Abstract: Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, dan potensinya sebagai penghasil devisa Negara. Bawang merah digunakan sebagai bumbu masak dan bermanfaat untuk kesehatan, untuk mengobati kanker, dan penyakit berbahaya lainnya. Bawang merah juga dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan yang sangat ampuh untuk memerangi radikal bebas di dalam tubuh. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu (1) Berapa besar pendapatan usahatani bawang merah di Desa Silalahi I Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi? (2) Apakah usaha tani bawang merah layak atau tidak layak secara finansial di Desa Silalahi I Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?. Berdasarkan analisis tingkat pendapatan, pendapatan petani pada satu musim tanam yaitu Rp. 43.058.433 dan Rp. 14.352.811/bulan. Dan dalam analisis R/C kegiatan usahatani bawang merah pada penelitian ini layak diusahakan karena nilai R/C yaitu 2,2>1. Nilai 2,2>1 dapat diartikan jika biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 100,-, maka petani akan menghasilkan Rp. 220,-. Dan dalam analisis B/C kegiatan usahatani bawang merah pada penelitian ini layak dilaksanakan dalam jangka Panjang karena nilai B/C yaitu 1,2>1. Nilai 1,2>1 dapat diartikan jika biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 100,- maka petani akan menghasilkan Rp. 220,- Shallots are a vegetable commodity with high economic value in terms of meeting national consumption, providing a source of income for farmers, and their potential as a foreign exchange earner. Shallots are used as a cooking spice and are beneficial for health, including treating cancer and other serious diseases. They are also a powerful source of antioxidants that combat free radicals in the body. The research problem formulations were: (1) How much is the income of shallot farming in Silalahi I Village, Silahisabungan District, Dairi Regency? (2) Is shallot farming financially viable in Silalahi I Village, Silahisabungan District, Dairi Regency? Based on income analysis, farmers’ income for one planting season was Rp. 43,058,433, or Rp. 14,352,811 per month. In the R/C analysis, shallot farming in this research was deemed feasible with an R/C ratio of 2.2>1. This value of 2.2>1 means that if the farmer spends Rp. 100,-, the farmer would generate Rp. 220,-. The B/C analysis showed that shallot farming was also feasible for long-term implementation, with a B/C ratio of 1.2>1. This value of 1.2>1 indicated that for every Rp. 100,- spent, the farmer would generate Rp. 220,-.
Description: 52 Halaman
URI: https://repositori.uma.ac.id/handle/123456789/25702
Appears in Collections:SP - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
198220096 - Rinanda Siallagan Fulltext.pdfCover, Abstract, Chapter I, II, III, V, Bibliography1.79 MBAdobe PDFView/Open
198220096 - Rinanda Siallagan Chapter IV.pdf
  Restricted Access
Chapter IV354.38 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.